KETIKA masih belajar di SD, ibuku sering menemani ke perpustakaan umum terdekat. Di perpustakaan itu aku membeli sebuah buku dengan harga 5 atau 10 Cent. Entah mengapa, saat itu aku sangat ingin memiliki buku tersebut. Padahal aku tidak tahu apa isinya. Kemudian aku simpan buku itu di perpustakaan kamarku.
Seiring berjalannya waktu, buku tersebut akhirnya tertimbun buku-buku yang baru. Aku lupa untuk membacanya. Hingga aku lulus SD, SMP, SMA dan bahkan jengjang perkuliahan.
Setelah lulus kuliah, aku memutuskan untuk mencari pekerjaan. Namun sangat disayangkan, berhari-hari aku mencari pekerjaan aku hanya mendapati kekecewaan. Karena tidak ada lowongan pekerjaan saat itu.
Akhirnya aku pun menganggur. Untuk mengisi waktu luang, akhirnya aku membuka buku-buku lama yang belum sempat aku baca. Saat itulah, aku menemukan buku berdebu yang waktu kecil aku beli dengan uangku sendiri.
Aku ambil buku itu, lalu aku bersihkan. Aku pun mulai membacanya. Ternyata ia adalah kitab al-Qur’an terjemahan dalam bahasa Inggris. Mulailah aku membacanya dengan penuh perasaan dan keseriusan. Aku betul-betul tertarik dengannya. Setelah berlembar-lembar aku membacanya, aku mendapatkan kesimpulan bahwa Islam bukanlah yang selama ini orang-orang katakan. Gambaran Islam di dalamnya juga amat berbeda dari gambaran yang dikatakan para dosen di fakultas mengenai agama ini dan al-Qur’an.
Aku mulai bertanya-tanya: Sedemikian bodohkah para dosenku di kampus? Ataukah mereka sengaja berbohong ketika menyinggung tentang Islam dan al-Qur’an? Aku terus mengulangi dan membacanya dengan penuh rasa puas dan ingin tahu mengenai apa ajaran dan petunjuk yang dikandungnya. Dan begitu menyudahinya, aku langsung memutuskan; ternyata Islam itu begini gambarannya, maka aku harus segera memeluknya dan menjadi seorang Muslimah!
Setelah itu, aku menghubungi salah seorang Muslim dan bertanya kepadanya bagaimana cara masuk Islam. Setelah mendengar penjelasannya, aku kembali tercengang karena demikian gampang dan mudah prosesnya. Alhamdulillah, aku pun masuk Islam dan menikah dengan seorang pemuda Muslim asal Afghanistan.
Sekarang kami sudah menjadi salah satu keluarga di kota ini (Washington-red). Kami memohon kepada Allah agar menerima amal kami dan memantapkan kami dalam dien-Nya. []
Sumber: www.alsofwah.or.id