PADA pelaksanaan shalat Id, bilal melafazkan beberapa bacaan. Bacaan bilal Idul Fitri ini biasa menghiasi pelaksanaan shalat Id, baik sebelum maupun sesudahnya. Susunan bacaannya memiliki keragaman yang dipraktikkan oleh masyarakat.
Seperti diketahui, Idul Fitri 1443 Hijriah tinggal menghitung hari. Gema takbir akan kembali berkumandang hingga pagi menjelang shalat Idul Fitri dimulai. Bilal pun akan menjalankan tugasnya pada hari kemenangan tersebut.
Apa yang biasanya dibaca Bilal Idul Fitri dalam pelaksanaan shalat Id?
Bacaan bilal Sholat Idul Fitri tentu berbeda dengan Shalat Jumat atau shalat tarawih. Pembacaan khotbah Idul Fitri sendiri dilaksanakan setelah selesai shalat Ied tanpa mengumandangkan azan. Bacaan Bilal Idul Fitri pun senantiasa mengiringi.
BACA JUGA: 6 Amalan Sunnah yang Dianjurkan Sebelum Shalat Id, Apa Saja?
Pada shalat Idul Fitri, bilal atau muazin tidak dianjurkan untuk mengumandangkan lafal azan dan lafal iqamah. Akan tetapi, dianjurkan untuk menyeru dengan lantang, “as-shalāta(u) jāmi‘ah.”
الصَّلَاةَ جَامِعَةً
As-shalāta(u) jāmi‘ah
“(Marilah) shalat Idul Fitri berjamaah.”
Adapun keterangan terkait seruan bilal pada shalat Idul Fitri dapat ditemukan pada Kitab Al-Muhadzdzab dan syarahnya Al-Majmu’ sebagai berikut:
ولا يؤذن لها ولا يقام لما روى عن بن عباس رضي الله عنهما قال ” شهدت العيد مع رسول الله صلي الله عليه وسلم ومع أبي بكر وعمر وعثمان رضي الله عنهم فكلهم صلى قبل الخطبة بغير اذان ولا اقامة ” والسنة أن ينادى لها الصلاة جامعة لما روى عن الزهري أنه كان ينادى به
“Pada shalat Idul Fitri terdapat kumandang azan dan iqamah sebagaimana riwayat Ibnu Abbas RA ‘Aku menyaksikan shalat Id bersama Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar, dan Ustman RA. Mereka semua melakukan shalat sebelum khotbah tanpa azan dan iqamah.’ (Bilal) Dianjurkan untuk menyeru dengan ‘as-shalāta(u) jāmi‘ah’ sebagaimana riwayat Az-Zuhri RA bahwa ia diseru dengan kalimat demikian.” (Lihat Imam As-Syairazi, Al-Muhadzdzab dalam Kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, [Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah: 2010 M], juz V, halaman 17).
Bacaan Bilal Idul Fitri
- Sebelum shalat Id dimulai:
للهُ أَكْبَرُ × ٧ لَا إلٰهَ إلَّا اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْد
صَلُّوْا / الصَّلَاةُ سُنَّةً لِّعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ
Assholaaatu sunnatal li’iidil fithri rok’ataini jaami’atan rohimakumullah.
Bilal dapat menambahkan beberapa kata pada lafal seruan “as-shalāta(u) jāmi‘ah.” Lafal seruan setelah penambahan ini dapat berbeda-beda di masing-masing masjid dan mushalla.
Salah satu seruan bilal pada shalat Id adalah sebagai berikut:
الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ
As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri jāmi‘ah rahimakumullāh.
“(Marilah kita) shalat… (Marilah kita) shalat… (Marilah kita) shalat sunnah Idul Fitri berjamaah. Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya kepadamu semua.
Atau:
الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ
As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri jāmi‘ah rahimakumullāh.
“(Marilah kita) shalat… (Marilah kita) shalat… (Marilah kita) shalat sunnah Idul Fitri berjamaah. Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya kepadamu semua.”
Atau:
الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ… الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri lā ilāha illallāh.
“(Marilah kita) shalat… (Marilah kita) shalat… (Marilah kita) shalat sunnah Idul Fitri berjamaah. Tiada tuhan selain Allah.”
- Lalu, ketika akan shalat berjaamah, Bilal berdiri mengucapkan lafaz berikut:
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
يَامَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ. اِعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمُ عِيْدِ الْفِطْرِ وَيَوْمُ السُّرُوْرِ، وَيَوْمُ الْمَغْفُوْرِ. أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ. إِذَا صَعِدَ الْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِ, اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ, اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُم اللهُ, اَنْصِتُوْالَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
Ma’asyirol Muslimin Wa Zumrotal Mukminin Rohimakumullah, I’lamuu Anna Yaumakum Hadzaa Yaumu ‘Idil Fithri, Wa Yaumus Suruur, Wa Yaumal Maghfiroh, Ahallallahu Lakum Fiihi al-Tho’ama, Wa Harrama ‘Alaikumu al-Shiyaama, Idzaa Sho’ida al-Khotibu ‘Alal Minbar, Anshituu wasma’u, wa Athi’uu, Rohmakumullah
“Wahai sekalian kaum Muslimin dan golongan kaum Mukminin, semoga Allah memberi rahmat kepada kalian. Ketahuilah sesungguhnya hari kalian ini adalah Hari ‘Idul Fithri (hari kembali suci), hari bahagia dan hari pengampunan.”
BACA JUGA: Takbir Malam Idul Fitri, Ini Dalilnya
- Saat khatib menuju mimbar
Khotib akan menerima tongkat dari Bilal. Pada saat itu, Bilal akan melafazkan doa dan shalawat:
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا مُحَمَّد، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد
اَللّٰهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمَ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِدِيْ الدِّيْنَ رَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ، يَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allohumma Sholli ‘Alaa Sayyidina Wa Maulanaa Muhammad 2x, Wa ‘Ala Ali Sayyidinaa Muhammad Wa Baarik Wa Sallim, Allohumma Qowwil Islam Minal Muslimin wal Muslimat, Wal Mukminin Wal Mukminat, Al’Ahyaa’I
- Saat khatib duduk, Bilal membaca takbir:
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إلٰهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
- Setelah selesai khotbah Idul Fitri
Setelah khatib selesai menyampaikan khutbah, khatib duduk sejenak, lalu Bilal membaca shalawat:
اَللّٰـهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ []