SHALAT adalah rukun Islam kedua setelah syahadat. Shalat jua merupakan ibadah utama yang menjadi fondasi keimanan seorang muslim. Seorang yang mengaku beragama Islam wajib melaksanakan shalat sebagai pembuktian keimanannya. Namun tidak sedikit orang yang belum tahu bagaimana tata cara bacaan doa setelah shalat yang baik dan benar.
Zikir atau bacaan doa setelah shalat merupakan amalan yang dicontohkan oleh suri tauladan umat muslim di dunia yaitu baginda Rasulullah ﷺ. Berzikir dan berdoa setelah shalat wajib juga merupakan hal yang dianjurkan Rasulullah ﷺ kepada umatnya.
Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar mengatakan bahwa ulama telah bersepakat (ijma’) tentang kesunnahan zikir atau bacaan doa setelah shalat ini. Perlu diketahui bahwa kitab karya Imam Nawawi ini menjadi salah satu kitab rujukan para ulama.
Bagi Anda yang merasa belum tahu bacaan doa setelah shalat wajib, atau belum memahami terkait urutan bacaan doa setelah shalat wajib, berikut ini Islampos uraikan rangkaian zikir dan bacaan doa setelah shalat lima waktu, yang dikutip dari berbagai sumber:
BACA JUGA: Doa Harus Disandingkan Dengan Ikhtiar
Membaca Istighfar Dahulu
Bacaan doa setelah shalat yang pertama adalah membaca istighfar terlebih dahulu sebanyak tiga kali. Bisa doa istighfar yang pendek, bisa juga memakai redaksi yang agak panjang seperti dikutip dari Detik di bawah ini:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“ASTAGHFIRULLAH HAL’ADZIM, ALADZI LAAILAHA ILLAHUWAL KHAYYUL QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIIH”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
“Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari no. 6307).
Dilanjutkan dengan membaca kalimat tauhid yang sangat tinggi keutamaanya:
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
“LAA ILAHA ILLALLAH WAKHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WALAHUL KHAMDU YUKHYIIY WAYUMIITU WAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI’INNQODIIR”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa mengucapkan LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIR (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya) dalam sehari seratus kali, itu sama pahalanya dengan membebaskan sepuluh hamba sahaya dan dituliskan untuknya seratus kebaikan, serta dihapuskan dari dirinya seratus kejelekan (dosa).
Zikir itu juga penjaga dirinya dari gangguan setan pada hari itu sampai sorenya. Dan tidak ada seorang pun yang datang membawa amal yang lebih baik daripada yang ia bawa, kecuali ada orang yang beramal lebih banyak daripada dirinya.”
Setelah itu kita membaca tiga kali doa memohon perlindungan dari siksa neraka:
اَللَّهُمَّ أَجِرْنِـى مِنَ النَّارِ
“ALLAHUMMA AJIRNI MINAN-NAAR” 3 x
Memuji Allah Dengan Kalimat
للَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام.
“ALLAHUMMA ANGTASSALAM, WAMINGKASSALAM, WA ILAYKA YA’UUDUSSALAM FAKHAYYINA RABBANAA BISSALAAM WA-ADKHILNALJANNATA DAROSSALAAM TABAROKTA RABBANAA WATA’ALAYTA YAA DZALJALAALI WAL IKRAAM”
Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam selesai dari shalatnya (shalat fardhu, pen.), beliau beristighfar tiga kali dan mengucapkan “ALLAHUMMA ANTAS SALAAM, WA MINKAS SALAAM, TABAAROKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKROOM” (artinya: Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan. Mahasuci Engkau, wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).
Membaca Surat Al-Fatihah dan Ayat Kursi
Bacaan doa setelah shalat berikutnya yaitu membaca Surat Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan Ayat Kursi (Al-Baqarah : 225)
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.
“Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi idznih. Ya’lamu maa bayna aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardh walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa Wahuwal ‘aliyyul ‘azhiim.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi melebihi agungnya Ayat Kursi (karena di dalam ayat tersebut telah mencakup Nama dan Sifat Allah).”
BACA JUGA: 7 Golongan yang Dikabulkan Doanya
Sufyan ats-Tsauri berkata, “Sebab ayat kursi merupakan (salah satu) kalamullah (perkataan Allah), sedangkan kalamullah itu lebih agung dari ciptaan Allah yang berupa langit dan bumi.” (HR. At-Tirmidzi)
Membaca Surat Mu’awwidzat (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas)
Keutamaan Surat Mu’awwidzat:
Dari Uqbah bin Amir ia berkata, “Rasulullah SAW telah memerintahkanku untuk membasaca mua’wwidzatain, pada akhir setiap salat.” (Abu Dawud, An-Nasa’I dan Tirmidzi)
Dari Aisyah RA, bahwa Nabi SAW jika merasa sakit beliau membaca bagi dirinya beberapa muawwidzatain, dan kemudian meniupkan. Dan ketika sakitnya memerah, aku membacakan baginya dan mengusapkan tangannya, dengan mengharapkan berkahnya (bacaan muawwidzatain). (HR. Bukhari).
Membaca Tasbih, Tahmid, Takbir, dan Tahlil
Membaca kalimat Tasbih 33 kali
سُبْحَانَ اللهِ
“SUBHANALLAH” 33x
Membaca kalimat Tahmid 33 kali
الْحَمْدُلِلهِ
“ALHAMDULILLAH” 33x
Membaca kalimat Takbir 33 kali
اللهُ اَكْبَرُ
“ALLAHU AKBAR”
Membaca kalimat Tahlil 33 kali
لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ
“LAILAHA ILLALLAH”
At Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra, dari Nabi SAW, Beliau bersabda: “Aku bertemu dengan Ibrahim pada malam ketika aku diisra’kan. Lalu Ibrahim berkata, ‘Wahai Muhamamd, samapaikan salamku kepada umatmu dan beritahulah mereka bahwa surga itu baik tanahnya, tawar airnya, dan surga itu qi’an, yang tanamannya adalah subhaanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallah, dan Allahu Akbar.”
Membaca Doa
Setelah selesai berzikir, bacaan doa setelah shalat yang terakhir adalah membaca doa berikut:
“Allahumma innaa nas-aluka salaamatan fid diini wa ‘afiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wa barokatan fir rizqi wa taubatan qablal mauti wa rohmatan ‘indal mauti wa maghfirotan ba’dal mauti, allahummaa hawwin ‘alainaa fil sakaraatil mauti wannajaata minan naari wal ‘afwa ‘indal hisaabi, rabbanaa laa tuzigh quluubana ba’da idz hadaitanaa wahab lanaa mil ladunka rahma, innaka antal wahhaab, rabbanaa aatinaa fiddunnyaa hasanah, wa fil akhirati hasanah waqinaa ‘adzaa ban naar.”
BACA JUGA: Amalan Kecil Agar Didoakan Malaikat Tiap Pagi
Artinya:
“Ya Allah kami memohon kepadaMu keselamatan dalam agama, dan kesejahteraan/kesegaran pada tubuh dan penambahan ilmu, dan keberkahan rizqi, serta taubat sebelum mati dan rahmar di waktu mati, dan keampunan sesudah mati.
Ya, Allah, mudahkanlah kami saat pencabutan nyawa selamat dari api neraka dan mendapat kemaafan ketika amal diperhitungkan. Ya Allah, janganlah Engkau goyahkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk dan berilah kami rahmat dari sisi-Mu.
Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.”
Kita juga bisa menambahkan dengan membaca doa yang bersumber dari salah satu ayat surat Al-Baqarah:
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Robbanaa laa tuakhidnaa in nasiinaa wa akhto’naa robbanaa wa laa tahmil ‘alainaa isron kama hamaltahu ‘alal ladzIina min qoblinaa. Robbanaa wa laa tuahamilnaa maa laa thooqoto lanaa bihi wa’fua ’anna waghfir lanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa ‘alal qoumil kaafiriin.”
Artinya:
“Ya Allah, jangan siksa kami karena lupa atau bersalah. Ya Allah, jangan bebankan pada kami beban berat seperti Kau bebankan pada orang‐orang sebelum kami. Ya Allah, jangan Kau pikulkan pada kami apa yang tidak sanggup kami pikul. Ampunilah dan maafkan kami, serta rahmatilah kami. Kaulah Penolong kami, maka tolonglah kami untuk mengalahkan orang‐orang kafir.” (QS. Al-Baqarah : 286). []