PADA periode klan Umayyah belum ada pendidikan formal. Putra-putra khalifah Bani Ummayah biasanya ‘disekolahkan’ ke Badiyah, gurun Suriah, untuk mempelajari bahasa Arab murni, dan mendalami puisi.
Masyarakat saat itu memandang orang yang dapat membaca dan menulis bahasa aslinya, mampu menggunakan busur dan panah, serta pandai berenang sebagai orang terpelajar. Istilahnya saat itu: al kamil.
Adapun masyarakat biasa, umumnya belajar di masjid-masjid. Guru-guru yang paling pertama dalam Islam adalah para pembaca Alquran (qurra).
BACA JUGA: Api Cemburu
Belakangan, al Dhahhak ibn Muzahim (w.723 M), mendirikan kuttab di Kuffah dan tidak memungut bayaran dari siswa.
Ilmu pengetahuan yang dikenal masyarakat muslim pada masa itu terdiri atas dua macam: ilmu agama (Alquran dan Hadist) dan ilmu tentang tubuh manusia/ilmu pengobatan.
BACA JUGA: Berenang Menuju Istana
Satu kenyataan yang kita dapati dari kemegahan klan Umayyah ini adalah kenyataan bahwa mereka tidak banyak mewariskan informasi seputar kehidupan intelektual berbentuk dokumen yang bisa dijadikan sebagai bahan kajian. []
@hdgumilang | founder @tapaksejarahislam