Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Ustadz saya ingin bertanya soal air. Karena yang saya amati air benar-benar sangat mendominasi hidup kita. Mulai dari lautan, hujan, sumber energi hingga bagian dari tubuh manusia dan pembentukan bayi dalam rahim. Mohon penjelasannya. Jazakallah.
IBU WIDIANINGSIH/ HP.085311095XXX
Wa’alaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh. Ibu Widianingsih yang dirahmati Allah SWT, memang benar apa yang disampaikan ibu bahwa air mendominasi hidup manusia. Bahkan saya rajin menjawab pertanyaan dari pembaca dan para pasien tentang keajaiban air. Terutama sering kita alami di bulan suci Ramadhan ini, yaitu saat buka puasa saya yakin yang didahulukan adalah minum. Allah SWT berfirman:
BACA JUGA: Air Susu Ibu, Cairan Ajaib Sepanjang Masa
“ Yang demikian itu ialah Tuhan Yang Mengetahui yang ghaib dan nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang yang membuat segala sesuatu yang Dia Ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari sarapati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh) nya ruh (ciptaan) Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati tetapi kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-Sajdah {32}: 6 – 9)
Makna air dalam ayat-ayat di atas disebutkan dalam pengertian nuthfah (cairan reproduksi). Makna ini empat kali diulang dalam Al-Quran. Allah SWT dengan gamblang menceritakan proses penciptaan manusia dari tanah liat. Namun, tak satu pun malaikat diperintahkan untuk bersujud kepada makhluk ini, kecuali setelah ditiupkan padanya ruh.
“Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah melupakan ke dalamnya ruh (ciptaan) ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. “ (QS Al-Hajj [15]: 29).
Hal ini jelas merupakan penghormatan yang secara khusus diperuntukan kepada manusia, bukan makhluk-makhluk lainnya.
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkat mereka di daratan dan di lautan,kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.” (QS.Al-Isra’ [17]: 70).
Allah SWT menghendaki penciptaan manusia dilakukan dari yang hina (sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran), yaitu air laki-laki (cairan sperma) dan air perempuan sel (telur), sehingga begitulah proses penciptaan terjadi berulang-ulang. Dari air hina itu akan terbentuk suatu gumpalan (nuthfah) yang kemudian berkembang menajdi gumpalan daging (mudhghah). Gumpalan daging ini akan terbentuk dan berubah menjadi makhluk. Dan makhluk apakah itu? Abdullah bin Mas’id berkata, Rasulullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya seorang dari kalian telah terkumpul menjadi makhluk di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi gumpalan darah dalam masa yang sama, kemudian menjadi kumpulan darah dalam masa yang sama, kemudian menjadi gumpalan darah (Embrio) dalam masa yang sama, kemudian Allah SWT mengutus seorang malaikat yang diperintahkan dengan empat kata, dan dikatakan kepadanya, ‘catatlah semua amalnya rezekinya, ajalnya, kemudian ditiupkan kepadanya ruh.’“ (HR. Bukhari dan Muslim).
Jika telah dipaparkan proses penciptaan maka tentang proses perpisahaan Allah memaparkannya dalam firmannya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. “ ( QS Ali- Imraan {3}: 185)
Dan tentang proses pengembalian, Allah SWT berfirman:
BACA JUGA: Minum Air Putih Hangat, Ini Manfaatnya…
“ Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar dan kami kumpulkan seluruh manusia dan tidak kami tinggalkan seorang pun dari mereka. “ (QS. Al-Kahfi [18]: 47).
Kemuliaan tentang hari kebangkitan, Allah berfirman: “Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (QS Al-Mukminun [23]:15-16).
Artinya, kematian bagi setiap makhluk pastilah akan datang. Bahkan bagi malaikat sekalipun dan segenap makhluk lainnya yang tidak teraba oleh panca indera kita seperti jin dan setan.
Beberapa sumber hadits menjelaskan bahwa malaikat maut adalah makhluk yang terakhir mati di antara para malaikat. Kemudian segala sesuatu yang ada di atas bumi pun menjadi fana.
“Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.“ (QS Ar-Rahman [55]:270).
Lalu tinggallah Sang Maha Raja, pemilik segala sesuatu dan Maha Pencipta segalanya, Allah SWT. Semoga jawaban yang singkat ini bisa menjawab dahaga keingintahuan kita terhadap khazanah keislaman. Wallahualam. []