PERNAHKAH kita merasakan keimanan yang menurun? Mungkin saat itu kita sedang mengalami futur atau malas. Rasa malas dalam beribadah tidak bisa selalu kita maklumi. Ada baiknya mulai saat ini kita mencari jalan bagaimana caranya agar iman itu selalu bertambah.
Keimanan seseorang bisa bertambah jika dia memperbanyak amal baik atau amal shalih, inilah yang diyakini oleh orang-orang shalih terdahulu.
BACA JUGA: Tidak Beriman Orang yang Menyakiti Tetangganya
Allah SWT berfirman,
لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗ
“Supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).” (QS. Al-Fath: 4)
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
“Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketakwaannya.” (QS. Muhammad: 17)
وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا
“dan supaya orang yang beriman bertambah imannya.”(QS. Al-Muddatsir: 31)
Juga hal ini berdasarkan hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
خَرَجَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ في أضْحَى أوْ فِطْرٍ إلى المُصَلَّى، فَمَرَّ علَى النِّسَاءِ، فَقالَ: يا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فإنِّي أُرِيتُكُنَّ أكْثَرَ أهْلِ النَّارِ فَقُلْنَ: وبِمَ يا رَسولَ اللَّهِ؟ قالَ: تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وتَكْفُرْنَ العَشِيرَ، ما رَأَيْتُ مِن نَاقِصَاتِ عَقْلٍ ودِينٍ أذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الحَازِمِ مِن إحْدَاكُنَّ، قُلْنَ: وما نُقْصَانُ دِينِنَا وعَقْلِنَا يا رَسولَ اللَّهِ؟ قالَ: أليسَ شَهَادَةُ المَرْأَةِ مِثْلَ نِصْفِ شَهَادَةِ الرَّجُلِ قُلْنَ: بَلَى، قالَ: فَذَلِكِ مِن نُقْصَانِ عَقْلِهَا، أليسَ إذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ ولَمْ تَصُمْ قُلْنَ: بَلَى، قالَ: فَذَلِكِ مِن نُقْصَانِ دِينِهَا.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamkeluar pada hari Iduladha atau Idulfitri ke tanah lapang, lantas beliau melewati para wanita. Beliau bersabda, “Wahai para wanita, bersedekahlah karena aku sungguh melihat bahwa kalian itu yang paling banyak menghuni neraka.” Para wanita bertanya, “Kenapa bisa seperti itu wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammenjawab, “Karena kalian banyak melaknat dan seringnya mendurhakai suami. Aku tidak pernah melihat yang kurang akal dan agamanya yang bisa mengalahkan akal lelaki yang kokoh daripada salah seorang kalian (kaum wanita).”
BACA JUGA: Fir’aun Menyiksa Istrinya Asiyah karena Beriman kepada Allah
Para wanita bertanya, “Apa maksud kurang agama dan kurang akal pada diri kami, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallammenjawab, “Bukankah persaksian seorang wanita itu separuh dari persaksian pria?” Para wanita menjawab, “Benar.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammengatakan pula, “Itulah tanda kurangnya akal. Bukankah pula ketika wanita itu haidh, ia tidak menjalankan shalat dan puasa?” Para wanita menjawab, “Benar.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammengatakan lagi, “Itulah tanda kurangnya agama.” (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari no. 304, 1462 dan Muslim, no. 79). Kalau di sini disebut kurangnya agama, berarti iman itu bisa berkurang. Lawan dari berkurang, berarti iman itu bisa bertambah. Wallahu A’lam. []
SUMBER: RUMAYSHO