TANYA: Assalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saya mau tanya, apa hukumnya jika salaman bersentuhan dengan suami adiknya ibu. Karena kalau tidak salaman, disebut sombong dan beda aliran. Bagaimana menyikapinya?
Wassalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
AKHWAT
BACA JUGA: Apa Hukum dalam Islam soal Berjabat Tangan dengan Lawan Jenis non-Muhrim?
Jawab: AKHWAT, memang paling susah berdakwah di lingkungan keluarga. Lihat saja pengalaman nabi-nabi terdahulu. Nabi Nuh tak berhasil mengajak istri dan anaknya. Rasulullah tak bisa pula menyadarkan pamannya sendiri, Abu Thalib. Tapi jangan lantas kita jadi mutung ya… tetap semangat! Biasanya memang banyak yang malas dakwah di keluarga. Salah satu alasannya, keluarga sudah tahu borok dan kejelekan diri kita karena sehari-hari melihat dan berinteraksi dengan kita.
Tapi tetap saja kalau kita tidak boleh bersentuhan dengan paman (adik ibu). Kenapa memangnya? Ya, soalnya selain karena memang sudah dilarang, adik ibu itu bisa halal untuk menikahi kita dalam satu titik dan kondisi. Misalnya kalau udah cerai atau bibi kamu itu meninggal nantinya (bukan mendoakan lho!).
BACA JUGA: Rahasia di Balik Salaman
Nah, kalo untuk urusan seperti ini, ya kita musti tegas. Jangan takut dibilang sombong deh, inikan sesuatu yang prinsipil. Tapi memang, caranya jangan sampai ekstrem. Ketika kita bersalaman dengan tanpa musti menyentuhkan tangan, jangan lupa senyum diberikan—tapi juga jangan kelewat over. Nanti malah menimbulkan fitnah yang lain lagi.
Tapi memang ada baiknya juga selain dengan memberikan sikap seperti itu, kamu langsung ngomong, mungkin yang paling efektif lewat bibi kamu itu—biar nanti yang menyampaikannya ke paman kamu itu ya istrinya sendiri, bibi kamu itu. Tapi kalau tidak mau capek sih, menerangkannya pas waktu ada acara keluarga. Supaya yang lain juga bisa belajar untuk paham. Asyik kan bisa dakwah di keluarga? []