TANYA: Apa hukum mengambil sendok-garpu logam dan gelas plastik dari pesawat saat pergi atau kembali dari melakukan umrah dengan alasan membuat anak-anak bahagia?
Jawab:
Ustaz Abdullah Hadrami menjawab pertanyaan ini sebagai berikut:
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:
فالإجابة على هذا السؤال مبنية على لائحة شركة الطيران وشروطها، فإن كانت تنص على تملك الركاب لتلك الأشياء فلا حرج في أخذها، وإن كانت تنص على أنها تعود إلى الشركة فلا يجوز أخذها، وأما عند الشك فالأصل الحظر، فلا يجوز أخذها ما لم توجد قرينة تدل على إجازة الشركة لذلك، لعموم قوله عليه الصلاة والسلام: “لا يحل مال امرئ إلا بطيب نفس منه”. رواه أحمد، وصححه الألباني.
“Segala puji bagi Allah, dan semoga berkat dan damai bagi Utusan Allah dan keluarga dan sahabatnya.
BACA JUGA: Astronot Muslim ISS akan dapat Makanan Halal di Luar Angkasa
Jawaban atas pertanyaan ini didasarkan pada peraturan dan ketentuan maskapai. Jika ditetapkan bahwa penumpang memiliki barang-barang ini, tidak ada yang salah dengan mengambilnya. Jika menyatakan bahwa mereka milik perusahaan, maka tidak diperbolehkan untuk membawanya. Atas otorisasi perusahaan yang sesuai, sebagaimana hadis Nabi: “Uang seseorang hanya diizinkan dengan kebaikannya.” (diriwayatkan oleh Ahmad, dan disahkan oleh Albani)
ويجب على المسلم تحري الحلال في مأكله ومشربه وسائر شؤونه، وأن يحافظ على أعماله الصالحة من المحبطات، كما ينبغي له أن يتنزه عن الشبهات، قال عليه الصلاة والسلام:
“Orang Muslim harus menyelidiki sifat makanan, minuman, dan urusan lainnya yang diizinkan, dan menjaga perbuatan baiknya dari frustrasi. Dia juga harus meninggalkan kecurigaan. Nabi SAW bersabda:
“إن الحلال بين وإن الحرام بين وبينهما مشتبهات لا يعلمهن كثير من الناس، فمن اتقى الشبهات استبرأ لدينه وعرضه، ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام، كالراعي يرعى حول الحمى يوشك أن يرتع فيه، ألا وإن لكل ملك حمى، ألا وإن حمى الله محارمه”.
متفق عليه.
والله أعلم.
BACA JUGA: Makanan tanpa Lebel Halal artinya Haram?
Jadi, fatwa tentang hukum mengambil sendok dan garpu milik maskapai penerbangan yang intinya;
1. Jika maskapai penerbangan membolehkan diambil maka hukumnya boleh diambil dan dibawa pulang.
2. Jika maskapai penerbangan tidak membolehkan diambil maka hukumnya tidak boleh diambil dan dibawa pulang.
3. Jika kita ragu-ragu; antara boleh dan tidak boleh, maka lebih hati-hati jangan diambil.
Hindarkan diri kita dari yang haram dan syubhat (yang masih meragukan). []
Akhukum Fillah
Abdullah Sholeh Hadrami
Ingin download video, audio dan tulisan serta info bermanfaat ? Silahkan bergabung di Channel Telegram:
Channel YouTube: