RAMADHAN akan segera berlalu. Kurang lebih beberapa hitungan hari lagi lagi hilal syawal akan muncul dan mengakhiri bulan mulia ini Seperti biasa, kaum muslimin menyikapi akhir Ramadhan dengan ragam kegiatan yang berbeda-beda. Sebagian menjalankan sunnah I’tikaf untuk mengais keberkahan yang tersisa di bulan ini, khususnya kemuliaan malam lailatul qadar.
Sebagian lainnya mulai menyibukkan diri untuk menyambut lebaran yang tengah dinanti. Berbagai adat tradisi yang mengitari seputar idul fitri pun mulai bermunculan di sana-sini.
Setiap muslim di ujung ramadhan mendapati dirinya pada dua dilema yang selalu berulang setiap tahunnya. Kita pasti bersedih karena akan kehilangan momentum pahala dan keberkahan yang berlipat-lipat di bulan Ramadhan, namun pada saat yang sama kita juga harus bergembira dengan datangnya hari raya Idul Fitri.
Dari Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda tentangkebahagiaan di hari raya: “Sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai hari raya, dan sungguh inilah hari kegembiraan bagi kita “ (HR Bukhori).
BACA JUGA: Surat Perpisahan dari Tamu Agung Ramadhan
Ramadhan akan Berlalu, Manakah Tangis Itu?
5 Perkara untuk Umat Nabi di Bulan Ramadhan
Ada tiga hal yang bisa dilakukan seorang muslim di akhir Ramadhan, agar bisa tetap optimal dalam menutup Ramadhan, sekaligus mempersiapkan kebahagiaan yang syar’i di hari raya nanti.
Pertama. Berusaha tetap istiqomah dan bersungguh-sungguh dalam ibadah.
Rasulullah SAW senantiasa meningkatkan ibadahnya di akhir Ramadhan. Beliau juga menjalankan sunnah I’tikaf – berdiam diri di masjid untuk beribadah – selama sepuluh hari yang terakhir.
Dari Aisyah ra, ia berkata: “Adalah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir (Ramadhan), menghidupkan malam, membangunkan istrinya, dan mengikat sarungnya.” (HR Bukhori dan Muslim)
Ini adalah sebuah isyarat khusus dari Rasulullah SAW bagi kita tentang bagaimana seharusnya mengakhiri Ramadhan. Jauh dengan yang sebagian besar dilakukan oleh kaum muslimin di hari-hari ini, yaitu meninggalkan tarawih dan tilawah untuk ikut berjubel di
pusat perbelanjaan dan toko-toko pakaian. Ramadhan belumlah usai, tetapi banyak yang mengakhiri Ramadhan sebelum waktunya.
Di akhir Ramadhan ini, hendaknya seorang muslim sejenak melakukan perenungan diri. Bermuhasabah agar hati ini tidak merasa sombong dengan banyak ibadah yang telah dilakukan, tapi justru terus mawas diri dan berharap agar puasa dan amal ibadah lainnya selama Ramadhan ini benar-benar diterima di sisi Allah SWT.
Hendaklah kita merenungi sabda Rasulullah SAW “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar. Dan betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak mendapatkan dari sholatnya kecuali hanya begadang.” (HR Ibnu Majah dan al-Hakim)
Kedua. Mengeluarkan zakat fitrah dengan ikhlas dan tepat waktu Dari Ibnu Abbas ra : “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai penyucian bagi orang yang berpuasa dari kesia-sian dan perbuatan keji, dan juga sebagai makanan bagi kaum miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum sholat (ied) maka itu adalah zakat yang dikabulkan, dan barang siapa yang menunaikannya setelah sholat (ied) maka dia termasuk sedekah biasa.” (HR Ibnu Dawud dan Ibnu Majah). [rudianto/nurisfm]