SEGALA yang hidup di dunia pasti akan mati. Alquran telah menjelaskan bahwa kehidupan duniawi itu fana. Kenikmatan yang ada pasti akan sirna dan kematian adalah fase kehidupan fana menuju kehidupan yang kekal.
“Hai kaumuku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hayalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal,” (Ghafir: 39)
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main.dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka mengetahui.” (Al-Ankabut: 64)
BACA JUGA: Ini 5 Peristiwa yang Terjadi saat Seseorang Menghadapi Kematian
Iman akan hari akhir yang kekal, serta janji Allah kepada orang-orang yang beriman membuat mereka rela mengorbankan diri di jalan Allah dengan jalan jihad.
Mereka tdak takut akan kematian karena mengharapkan mati dengan syahid dalam jihad fi sabilillah dan memperoleh surga.
“Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan, maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang benar.” (An-Nisa’: 74)
Orang yang beriman yakin bahwa kematian itu pasti datangnya, meskipun ia menghidarinya akan tetapi tiada tempat untuk berlari.
Mereka tahu seberapa panjang pun umur mereka,mereka pasti menemukan kematian. Karena itulah orang beriman tidak takut kepada kematian.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu di kembalikan.” (Al-Ankabut: 57)
BACA JUGA: Selalu Dekat dengan Allah, Cara Terbaik Hindari Kematian Jiwa
Rasa takut mati dan keinginan untuk memperoleh kesyahidan di jalan Allah SWT adalah factor paling pentingyang membantu orang-orang mukmin menang peperangan dan Islam tersebar cepat ke penjuru dunia.
Kematian bagi orang yang beriman adalah hal yang sangat realistis. Karena itu mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi kematiannya kelak.
Mereka tahu kalau kematian adalah gerbang menuju surga yang Allah berikan kepada mereka. Sehingga kematian bukanlah hal yang mereka takuti. []
Sumber: Psikologi Qur’ani/Karya: Prof. Dr. M. Utsman Najati/Penerbit Aulia Press Solo