Oleh: Deddy Sussantho
KETIKA itu saya dapat tausyiah di kantor. Begini:
Bagaimana cara mengukur keberhasilan ibadah kita? Selama ini kita shalat, puasa, baca al-qur’an, pergi haji, zakat dan sedekah, tapi apa tanda bahwa semua ibadah itu membekas dan berhasil?
Ulama mengatakan bahwa keberhasilan ibadah itu dilihat dari berkurangnya maksiat.
Betapa banyak di antara kita yang rajin ibadah, tapi juga tak juga lepas dari kemaksiatan. Na’udzubillah.
Bagaimana cara kita mengukur keberhasilan ilmu yang selama ini kita pelajari?
Ulama mengatakan bahwa ilmu yang kita pelajari selama ini baru dikatakan berhasil manakala dengan ilmu itu kita semakin dekat dan semakin takut kepada Allah.
Betapa banyak diantara kita yang ilmunya tinggi malah semakin sombong, bahkan membuat manipulasi dan tipu muslihat dan berlaku curang. Na’udzubillah.
Bagaimana cara kita mengukur keberhasilan dari harta yang kita miliki?
Ulama mengatakan bahwa harta yang berhasil (baca: berkah) adalah yang mana manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak.
Betapa banyak di antara kita yang punya penghasilan tinggi tapi lupa berzakat, berinfak, dan bersedekah, serta lupa pada orang tua, saudara, dan tetangga. Allahu a’lam… []