WANITA muslimah memiliki peran yang besar dalam kehidupan. Mereka adalah pemimpin bagi anak-anaknya. Wanita juga bekerja sama dengan suaminya untuk membina rumah tangga. Dengan persatuan suami istri dalam menjalin rumah tangga, maka akan tercipta keluarga yang harmonis. Lalu, bagaimanakah peran wanita muslimah itu?
Ada tiga peran besar yang harus dapat dijalankan dengan baik oleh setiap wanita muslimah. Peran tersebut meliputi:
1. Pendidik utama
Wanita adalah pembangun sejati sebuah masyarakat kecil yang bernama keluarga. Keluarga merupakan sekolah kecil. Dalam sekolah ini, pendidik yang paling utama adalah sang ibu.
Sebuah syair Arab mengatakan:
“Ibu itu ibarat sekolah, apabila kamu persiapkan dengan baik, berarti kamu mempersiapkan bangsa yang baik akarnya.
Ibu adalah guru dari sekalian guru yang penting, pengaruhnya menjangkau seluruh dunia.”
Oleh karena itu, selayaknyalah ia membesarkan putra-putrinya dengan kasih sayang dan pendidikan yang baik, karena ibu adalah tempat rujukan putra-putrinya sejak usia dini. Hal ini merupakan kehormatan bagi seorang wanita. Sebuah status yang sangat tinggi derajatnya di sisi Allah.
Sebuah hadis Rasulullah saw. menyatakan: “Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu.”
Ini merupakan ungkapan yang maknanya sangat dalam. Mengapa Rasulullah mengatakan demikian? Karena dalam membangun sebuah masyarakat, diawali dari setiap keluarga. Baik atau buruknya kepribadian seseorang, banyak bergantung pada didikan ibunya, karena ibulah yang menyemaikan cirri baik atau buruk di antara putra-putrinya. Seorang ibu bisa saja mejadikan anaknya sebagai manusia yang arif-bijaksana, namun dapat pula menjadikan anaknya sebagai manusia durjana.
Napoleon Bonaparte pernah mengatakan, “Seorang ibu menggoyang ayunan dengan tangan kanannya dan dunia dengan tangan kirinya.” Ibu yang shalihah akan melahirkan putra-putri yang baik dan berguna bagi agama, nusa dan bangsa, mengangkat derajatnya, meciptakan kebahagiaan, serta kemakmuran yang pesat bagi tanah airnya.
Peran wanita sebagai pendidik merupakan peran yang paling penting. Ketika seorang anak dilahirkan, ia mempunyai hati yang bersih dan suci, sehingga ia dapat menerima pelajaran apa saja.
Rasulullah saw. bersabda: “Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah (suci). Maka orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi,” (HR. Bukhari-Muslim).
Karena itu, agar tanaman (anak yang terlahir) tumbuh dengan segar, enak dipandang dan berbuah ranum, tanaman itu haruslah dipupuk dengan baik dan disiram agar bersih serta terjaga dari segala noda dan kotoran. “Kebersihan” pendidikannya jangan sampai dikotori oleh apapun. Tidak ada gunanya “kembang beracun” meskipun “warna”nya indah dan kecantikannya menawan hati.
Wanita shalihah akan menjadi cahaya bagi keluarganya karena ia mampu menjalankan perannya sebagai pendidik utama dengan baik. Apabila kita melihat seorang remaja yang baik akhlaknya dan sopan tutur katanya, dalam bayangan kita tergambar sosok seorang ibu yang berhasil mendidik dan membimbing anaknya menjadi remaja yang shalih.
Alangkah indahnya jika jerih payah seorang ibu dalam mendidik, menghasilkan pemuda-pemudi yang nantinya menjadi cahaya umat, penerang orang-orang yang berada dalam kegelapan, menjadi penyejuk bagi hati-hati yang gersang, dan menjadi penuntun bagi orang-orang yang tersesat. []
BERSAMBUNG