ADAB terhadap orangtua salah satunya adalah bersikap lemah lembut terhadapnya. Ini sesuai dengan perintah Allah:
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut di dekatmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. (QS. Al-Isra: 23).
BACA JUGA: Dosa Terampuni karena Sepotong Roti
Bahkan ketika kedua orang tua kita melakukan kesyirikan sekalipun kita memiliki kewajiban untuk bersikap lemah lembut terhadapnya.
“Jika keduanya memaksamu untuk berbuat syirik dengan mempersekutukan Aku yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15).
Seperti kita ketahui, syirik adalah dosa dan maksiat terbesar secara mutlak. Sekalipun dalam kondisi mereka melakukan kesyirikan dan bahkan memaksa kita untuk berbuat syirik, Allah tidak mengizinkan kita untuk bersikap kasar kepada orang tua, terutama ibu.
Cerita nabi Ibrahim dan ayahnya mungkin sudah sangat akrab di telinga kita. Seorang nabi Allah memiliki ayah pemahat patung dan penyembah patung.
Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?
BACA JUGA: Cara Tobat bagi Orang Beriman yang Tergelincir dalam Dosa
Pada ayat di atas, Ibrahim memanggil ayahnya dengan panggilan: ’Ya Abati’ [يَا أَبَتِ], itu panggilan lembut untuk sang ayah. Ibrahim tidak memanggil ayahnya dengan ’Ya Abi’, karena lebih kasar dari pada yang pertama.
Kita lihat bagaimana lembutnya nabi Ibrahim. Ketika ayahnya syirik dan tidak mengikuti ajarannya, Nabi Ibrahim tetap berlemah lembut padanya.
Berkata bapaknya: “Apakah kamu benci kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? jika kamu tidak berhenti, niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama”. (QS. Maryam: 46)
Bahkan ketika ayahnya sendiri menyiksanya. Nabi Ibrahim tetap bersikap baik pada ayahnya. Karena mereka tetap memiliki peran besar dalam melahirkan kita. Lantas apa alasan kita memarahi ibu kita yang masih muslim dan melakukan dosa? Ingatkanlah dengan cara yang baik dan lemah lembut. []
SUMBER: KONSULTASI SYARIAH