ISLAM dipercayai datang dari wiilayah Gujarat-India melalui peran para pedagang India muslim pada sekitar abad ke-13 M. Bagaimana masuknya Islam ke Indonesia? Bagaimana pula penyebarannya?
Awal Masuknya Islam ke Indonesia
Islam tiba di Indonesia melalui peran pedagang asal Persia yang dalam perjalannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar abad ke-13 M.
Mereka berargumen akan fakta bahwa banyaknya ungkapan dan kata kata persia dalam hikayat-hikayat Melayu, Aceh, dan bahkan juga Jawa. Selain itu pula, temuan Marco Polo juga menyatakan sebagai dampak interaksi orang-orang Perlak di Sumatera Utara, mereka telah mengenal Islam.
Waktu masuknya Islam ke Indonesia sudah berlangsung sejak abad ke-7 dan 8 M. Namun, perkembangan dakwah baru betul dimulai dari abad ke-11 dan 12.
Artinya dakwah di Indonesia sudah merentang selama beberapa abad di masa-masa itu, tidaklah asing dari pandangan musafir Arab. Sulaiman at-Tajir misalnya, sampai ke kawasan Zabij yang ada ditimur India.
BACA JUGA:Â Perang Talas dan Awal Masuknya Peradaban Islam di Asia Tengah
Indonesia sendiri secara konstitusional mengakui 6 agama, yaitu Islam, Katholik, Protesatan, Hindu, Buddha dan Konghucu.
Bagimana Masuknya Islam ke Indonesia?
Meski tak menerapkan hukum Islam secara menyeluruh sebagaimana halnya Arab Saudi dan Qatar, nafas-nafas Islam tetaplah diakui dan diterima dalam hukum positif di Indonesia.
Terlihat dengan adanya sejumlah regulasi/undang-undang tentang perkawinan, peradilan agama, perbankan syariah, wakaf, pengeluaran zakat, penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, serta yang terbaru Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
Sebagian besar umat Islam berada di Indonesia berada di wilayah Indonesia bagian Barat, seperti di pulau Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan.
Sedangkan untuk wilayah Timur, penduduk Muslim banyak yang menetap di wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku Utara dan engklave tertentu di Indonesia Timur seperti Kabupaten Alor, Fakfak, Haruku, Banda, Leihitu, Tual dan lain-lain.
Di Pulau Sulawesi, Islam menyebar melalui hubungan Kerajaan-kerajaan setempat dengan para Ulama dari Mekkkah dan Madinah, yang sebeluumnya pula sempat singgah di Hadramaut untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok Nusantara.
Selain itu, pengaruh dari Ulama Minang di wilayah Selatan Pulau Sulawesi turut mengantarkan di Kesultanan Gowa dan Kesultanan Bone untuk memeluk agama Islam. Sementara itu, pengaruuh dari Kesultanan Ternate turut berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Pulau Sulawesi bagian tengah dan Utara.
BACA JUGA:Â Masuknya Kaligrafi Arab ke Eropa
Salah satu buktinya adalah eksistensi Kesultanan Gorontalo sebagai salah satu Kerajaan Islam paling berpengaruh di Semenanjung Utara Sulawesi hingga ke Sulawesi bagian Tengah dan Timur.
Selain pengaruh Kesultanan Ternate, ulama-ulama besar yang hijrah ke wilayah jazirah utara dan tengah sulawesi pun turut mempercepat penyebaran atau masuknya Islam ke Indonesia khususnya wilayah ini.
Selain itu, Kesultanan Tidore yang juga menguasai Tanah Papua, sejak abad ke-17, telah berhasil membantu masuknya Islam ke Indonesia hingga mencapai wilayah Semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Bagimana Masuknya Islam ke Indonesia?
Pada tahun 30 Hijriyah atau 651 M semasa pemerintahan Khilafah Islam Utsman bin Affan (644-656 M), memerintahkan mengirimkan utusannya (Muawiyah bin Abu Sufyan) ke tanah Jawa yaitu ke Jepara (pada saat itu namanya kalingga).
Hasil kunjungan duta Islam ini adalah raja Jay Sima, Putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam. Namun menurut Hamka sendiri, ituu terjadi tahun 42 Hijriah atau 672 Masehi.
BACA JUGA:Â 4 Teori Ini Menjelaskan tentang Pertama Kalinya Islam Masuk ke Indonesia
Masuknya Islam ke Indonesia di Masa kolonial
Pada abad ke-17 Masehi atau tahun 1601 kerajaan Hindia Belanda datang ke Indonesia untuk berdagang, tetapi pada perkembangan selanjutnya mereka menjajah daerah ini.
Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya, VOC sejak itu hampir seluruh wilayah Nusantara dikuasainnya kecuali Aceh.
Saat itu antara kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpootong.
Di akhir abad ke -19, muncul ideologi pembaruan Islam yang diserukan oleh Jamal-al-Din Afghani dan Muhammad Abduh. Ulama-ulama Minangkabau yang belajar di Kairo, Mesir banyak berperan dalam menyebarkan ide-ide tersebut, di antara mereka ialah Muhammad Djamil Djambek dan Abdul Karim Amrullah.
Pembaruan Islam yang tumbuh begitu pesat didukung dengan berdirinya seklah-sekolah pembaruan seperti Adabiah (1909), Diniyah Putri (1911), dan Suumatera Thawalib (1915).
Pada tahun 1906, Tahir bin Janaluddin menerbitkan koran pembaruan al-iman di Singapura dan lima tahun kemudian, di Padang terbit koran dwi-mingguan al-Munir.
Itulah sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang penting diketahui oleh anak bangsa. Soekarno pernah mengatakan, jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah. []
Oleh: Ilham Hambali
SUMBER: WIKIPEDIA