SEBELUM akhirnya William Burchell Bashyr Pickard berpetualang untuk menemukan hidayahnya, Pickard lahir dari keluarga Nasrani. Sejak kecil ia didik sesuai ajaran agamanya saat itu.
Hingga suatu saat ia memulai petualangan untuk menemukan cahaya Islam melalui lembaran-lembaran kitab suci Al-Qur’an. Dalam perjalanan itu, saat perang Dunia I meletus, ia mengalami luka dan harus mengalami perawatan. Dia dikirim ke Swiss untuk dirawat di rumah sakit dan dioperasi.
“Saya ingat ketika di Swiss adalah jalan saya mengenal Alquran,” kata dia. Sebelum tiba di Swiss, Pickard pernah menulis salinan Alquran di Jerman.
Dia berharap, salinan itu dikirim kepadanya, kelak. Setelah beberapa tahun, dia baru mengetahui salinan Alquran telah dikirim, tetapi tidak pernah sampai kepadanya.
Setelah melakukan perawatan dan operasi lengan dan kakinya, kesehatannya berangsur-angsur pulih. Dia dapat pergi keluar sekadar melihat sekeliling.
Saat itu dia membeli salinan Alquran berbahasa Prancis yang menjadi harta yang paling disayanginya. Dia amat senang bisa mendapatkan salinan Alquran tersebut.
“Di sana, saya membacanya dengan gembira, seolah secercah kebenaran kekal bersinar dengan penuh berkah,” ujarnya. Saat itu, tangan kanannya masih belum dapat digunakan menulis. Dia berlatih menulis Alquran dengan tangan kiri.
Sang pemuda duduk membaca Alquran tanpa menyadari keadaan sekelilingnya. Di Swisslah, dia benar-benar meyakini kebenaran Islam dan menjadi seorang Muslim pada usia 27 tahun.
Pada Desember 1918 setelah penandatanganan gencatan senjata, Pickard kembali ke London. Setelah tiga tahun kemudian pada 1921 dia mendaftar masuk ke Universitas London King’s College, jurusan sastra.
Salah satu pelajaran yang dipilihnya adalah bahasa arab. Perkuliahan bahasa arab yang paling berkesan adalah ketika dosennya, Belshah, asal Irak menceritakan mengenai Alquran.
Hingga 1922 dia secara terbuka bergabung dengan komunitas Muslim. Sejak bergabung dengan komunitas tersebut, dia telah hidup sebagai seorang Muslim baik secara teori ataupun praktik sejauh kemampuannya.
Setelah mempelajari Islam, dia mengetahui bahwa kekuatan, kebijaksanaan, dan belas kasih Allah tidak terbatas. Pengetahuan-Nya amat luas melebihi cakrawala.
Setelah melakukan perenungan selama hidup, dia meyakini satu-satunya pakaian yang sesuai untuk dikenakan adalah penghambaan dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Pickard wafat pada 25 Januari 1973 di usia 83 tahun.[]
Sumber: Republika.co.id