SEBAGIAN manusia mempelajari ilmu bahasa tubuh dan bahasa wajah termasuk bahasa mata untuk menilai orang lain. Perlu diketahui bahwa ilmu semacam ini adalah ilmu prasangka dan praduga yang belum tentu kebenarannya. Padahal Allah dan RasulNya Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam melarang kita berprasangka buruk kepada orang lain.
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS 49 Al-Hujurat: 12)
BACA JUGA: Barisan Mukmin atau Barisan Munafik
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda:
“Berhati-hatilah kamu dengan prasangka, karena sesungguhnya prasangka itu adalah pembicaraan yang paling dusta.” (HR Bukhari dan Muslim)
Maksudnya, prasangka itu adalah kebohongan yang paling bohong.
Waspadalah kita menghukumi dan menilai orang lain hanya berdasar bahasa tubuhnya yang hal itu belum tentu dan belum pasti kebenarannya.
Agama Islam mengajarkan kepada kita untuk selalu berprasangka baik dan memberikan pembelaan kepada saudara kita demi menjaga kehormatannya.
Abu Qilabah ‘Abdullah bin Zaid al-Jarmi rahimahullah berkata:
“Jika sampai kepadamu kabar tentang saudaramu yang tidak kau sukai, maka berusahalah mencari udzur (alasan untuk tetap berprasangka baik) bagi saudaramu itu semampumu, jika engkau tidak mampu mendapatkan udzur bagi saudaramu, maka katakanlah dalam dirimu, ‘Mungkin saudaraku mempunyai udzur yang tidak kuketahui.”
Hamdun Al-Qashshar rahimahullah berkata:
“Jika salah seorang dari saudaramu (yang menurut pendapatmu) melakukan kesalahan, maka carilah sembilan puluh alasan untuk berprasangka baik kepadanya.”
BACA JUGA: Berani Berpikir Jernih Sesuai Wahyu Allah, Bukan Hawa Nafsu dan Kepentingan
Ibnu Mazin rahimahullah berkata:
“Seorang mukmin selalu mencari alasan untuk berprasangka baik kepada saudara-saudaranya, sedangkan orang munafik selalu mencari-cari kesalahan saudara-saudaranya.”
Mari kita koreksi diri kita termasuk yang mana, mukmin atau munafik.
Semoga Allah bimbing kita untuk selalu mempunyai hati yang bening, qalbun salim, aamiin ya Robb. []
Akhukum Fillah
Abdullah Sholeh Hadrami
Ingin download video, audio dan tulisan serta info bermanfaat ? Silahkan bergabung di Channel Telegram:
Channel YouTube: