PALESTINA—Limbah reaktor nuklir Dimona di gurun Negev dikabarkan telah mencemari lingkungan Palestina dan merusak rantai makanan.
Sebuah studi mengungkapkan limbah ini kemungkinan berasal dari kebocoran limbah radioaktif dari reaktor dan sumber lainnya dari lokasi pembuangan limbah.
Menurut penelitian, banjir dan vegetasi yang menembus tanah dan lokasi limbah dapat menyebabkan emisi bahan radioaktif dari lokasi ke lingkungan.
Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan pada Selasa (6/3/2018) bahwa area tertutup di sekitar reaktor Dimona digunakan sebagai tempat pembuangan sampah radioaktif di Israel. Padahal menurut studi, seharusnya limbah ini dikubur di sebuah bangunan khusus dan tempat pembuangan akhir.
Namun Israel mengubur dan menyimpan limbah nuklir ini dalam wadah dan drum dangkal. Sehingga memicu retak, karat dan korosi, yang berarti kemungkinan kebocoran limbah bahkan ledakan kontainer dan drum.
Menurut penelitian yang diterbitkan oleh harian tersebut, jumlah sampah di tempat pembuangan sampah dikuburkan atau ditutup dengan lapisan tanah dua meter. Limbah radioaktif dibawa dari reaktor Dimona, dari reaktor di Surik dan dari fasilitas industri dan belum diketahui kadar limbah yang disimpan.
Perlu dicatat bahwa reaktor nuklir dibangun dengan bantuan Prancis pada tahun 50-an dan merupakan model reaktor untuk produksi listrik, yang seharusnya bekerja selama 40 tahun.
Walaupun dua reaktor Prancis pada periode yang sama ditutup pada tahun 1980, dan reaktor Prancis tertua yang masih beroperasi pada tahun 1977, dan di Texas ada sebuah reaktor tua yang dibangun pada tahun 1969 dan dijadwalkan ditutup pada tahun 2019. []
SUMBER: PIC