PARA ilmuwan menemukan bahwa orang yang memilih menikah atau sedang berada dalam sebuah hubungan menuju jenjang yang lebih serius dinilai kehidupannya jauh lebih panjang daripada ia memilih untuk hidup sendiri.
Orang berusia tua tanpa pasangan dengan jangka waktu yang sangat panjang ditemukan berada pada tingkat risiko kematian dini lebih besar dibandingkan orang dengan usia yang sama tapi sudah menikah dan memiliki keluarga yang utuh.
BACA JUGA: Bahaya Gila Popularitas
Hasil perbedaan antara keduanya memang sangat mencolok. Tapi, memang orang yang tidak pernah menikah atau hidup berdampingan dalam waktu jangka panjang dua kali lebih mungkin meninggal di usia pertengahan. Ini dibandingkan dengan orang yang telah memiliki sebuah hubungan stabil sepanjang hidupnya dan menghabiskan waktu bersama pasangan. Hidup melajang seumur hidup ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Beberapa orang berpendapat jika menikah hanya akan menghambat karier dan kebebasan. Padahal pendapat ini tidaklah benar dan telah dibantah oleh sebuah penelitian.
Penelitian baru-baru ini yang dipublikasikan dalam jurnal Heart menyebutkan bahwa lajang berisiko lebih tinggi mengidap penyakit kardiovaskular dan stroke dibandingkan mereka yang menikah. Akibatnya, mereka yang hidup melajang memiliki risiko kematian yang lebih tinggi secara keseluruhan. Untuk mendapatkan temuan ini, peneliti menganalisis 34 penelitian sejenis yang melibatkan 2 juta responden. Menurut peneliti, orang yang hidup melajang cenderung tidak mendapat dukungan kesehatan dari pasangan mereka dibandingkan pasangan yang menikah.
Sementara itu, orang yang menikah juga cenderung lebih rendah risikonya mengidap stres karena pasangan mereka dapat memberi dukungan emosional yang lebih besar. Selain itu, jika Anda sakit, pasangan bisa mendeteksi lebih awal dan membawa Anda ke fasilitas kesehatan terdekat.
Sebaliknya, pada kasus pasangan bercerai, peneliti juga menemukan penurunan kondisi kesehatan yang dialami pasangan. Lelaki dan perempuan yang bercerai memiliki risiko tinggi terkena penyakit jantung koroner dan stroke. Kepergian pasangan akibat perceraian sering meningkatkan risiko stres yang pada gilirannya dapat memperparah faktor risiko yang ada, seperti hipertensi, diabetes, dan ketidakteraturan detak jantung. Mereka yang lajang juga kurang tanggap dalam mengobati masalah kesehatan yang ada, sementara orang yang sudah menikah bisa menjadi pengingat untuk pasangannya.
BACA JUGA: Antisipasi Bahaya Listrik saat Banjir
Dugaan emosional meningkat dan dinikmati oleh orang-orang yang sudah menikah dan sudah memiliki kehidupan pernikahan dianggap menjadi faktor penting dalam membantunya untuk hidup sampai usia tua. []