DI ANTARA sifat nafsu adalah jahil (bodoh). Yaitu ingin memnuhi keinginannya dalam waktu cepat tanpa memikirkan akibat-akibatnya.
Ketika seorang hamba mengikuti hawa nafsunya, maka sesungguhnya ia tidak tahu bahwa hawa nafsunya mendzaliminya. Tatkala ia mengikuti nafsu, ia mengira akan mendapatkan keinginannya dengan segera dan bahagia, padahal hal itu akan menghancurkannya di kemudian hari.
BACA JUGA: 6 Cara Melawan Hawa Nafsu
Seorang hamba harus menahan hawa nafsunya jika menginginkan kebaikan pada dirinya. Ketika ia menolak keinginan hawa nafsunya yang di dunia, sesungguhnya ia menginginkan kebahagiaan di akhirat.
Dalam kisahnya Adam dan istrinya ketika keduanya mematuhi seruan Iblis dan memakan buah yang telah dilarang oleh Allah SWT terhadapanya, maka terbukala aurat keduanya dan keduanya merasa berdosa karena telah berbuat kesalahan.
“keduanya berkata: “Ya Tuhan Kami, Kami telah menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami termasuk orang-orang yang merugi,” (QS. Al-A’raf:23).
Allah SWT berfirman:
“…Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri…” (QS. Ali Imran: 117).
BACA JUGA: Alquran Peringatkan Bahaya Mengikuti Hawa Nafsu
Demikianlah, betapa dzalimnya nafsu kepada manusia. Seperti kisah Nabi Adam AS yang merasa berdosa, tidak lain tidak bukan karena nafsu yang mendzaliminya. Kiranya ini mampu jadi peringatan bagi kita agar mengendalikan nafsu yang dimiliki. []
Sumber: Menjadi Generasi yang Sukses/Karya: Dr. Majdi Al-Hilali/Penerbit: Al-Bayan