APABILA suatu bagian tubuh sakit, seluruh tubuh akan ikut menderita. Begitu juga bisa seseorang mengidap penyakit spiritual atau hatinya dipenuhi rasa iri dan dengki, ia akan merasakan penyesalan di dunia ini pula. Ia terus menderita, meski telah berpisah dari dunia ini.
Ilmu dan hasil riset telah menyimpulkan bahwa gangguan psikologis atau penyakit spiritual akan memengaruhi tubuh fisik sehingga mengakibatkan munculnya penyakit. Penyakit hati pun memengaruhi organ fisik. Tubuh manusia akan terkena dampaknya dan organ-organ tidak lagi menjalankan fungsinya dengan baik.
BACA JUGA: Dahsyatnya Terapi Alquran untuk Sembuhkan Penyakit Hati
Begitu pun syariat yang jauh-jauh hari telah mengingatkan hal ini. Hidup menjadi sulit lantaran penyakit spiritual, dan penderitanya bahkan memiliki kecenderungan untuk bunuh diri. Kasus bunuh diri, terutama di kalangan pemuda, yang mengalami peningkatan dari hari ke hari, adalah suatu konsekuensi dari penyakit spiritual. Langkah terbaik untuk mencegahnya adalah menjaga hati senantiasa bersih dari noda.
Rasulullah SAW pun mengingatkan, “Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa, hindarilah dan berhati-hatilah terhadap ketiganya. Hati-hati terhadap keangkuhan karena keangkuhan membuat Iblis enggan bersujud kepada Adam, dan hati-hatilah terhadap tamak (rakus) karena ketamakan mengantar Adam memakan buah terlarang, dan berhati-hatilah terhadap iri hati karena kedua anak Adam (Qabil dan Habil) salah seorang di antaranya membunuh saudaranya akibat dorongan iri hati.” (HR Ibn Asakir melalui Ibn Mas’ud).
Orang yang hatinya berpenyakit ibarat ia sakit gigi. Ia tidak bisa menikmati makanan apapun. Semua kelezatan menjadi hambar dan hidup menjadi tak tertahankan. Sifat jahil, benci, sombong, iri, dan semua penyakit spiritual lainnya membawa efek yang serupa, seperti pendengki yang selalu penuh dengan rasa penyesalan.
BACA JUGA: Jika Sakit Hati karena Dicela…
Kemarahan akan menyiksa pelakunya sendiri, begitu dahsyatnya hingga ia bahkan sulit untuk tidur. Ia akan dibakar rasa murka lantaran melihat orang lain mendapat jabatan tertentu atau harta yang melimpah. Ia bahkan menunggu-nunggu tibanya waktu ketika anugerah itu dicabut dari orang tersebut. Tidak jarang pula, orang yang iri gagal menyadari keinginannya sendiri dan terkurung oleh api kedengkiannya. Wallahu a’lam. []
Referensi: Belajar Mencintai Allah/Penulis: Prof. S. A. H. Dastaghib Shirazi/Penerbit: Pustaka IMAN