ALLAH Subhanahu wa ta’ala bersumpah dalam Surat Al Fajr, “Demi fajar (waktu Subuh).” Kemudian dalam Al Falaq Allah mengingatkan, “Katakanlah! aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh.”
Ada apa sebenarnya di balik waktu subuh? Mengapa Allah sampai bersumpah demi waktu subuh? Dan mengapa pula kita harus berlindung kepada yang menguasai waktu subuh? Apakah waktu subuh sangat berbahaya?
Ya, ternyata waktu shubuh memang benar-benar sangat berbahaya. Waktu shubuh itu lebih kejam daripada sekawanan perampok yang merampas harta benda kita. Sebab jika kita ‘tergilas waktu shubuh,’ sehingga melalaikan shalat fajar, maka kita akan menderita kerugian yang jauh lebih besar dari sekadar kehilangan harta. Kita bahkan akan kehilangan dunia dan segala isinya. Ingat, “Dua rakaat fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya,” (HR. Muslim).
Selain itu, waktu shubuh bisa lebih menyengsarakan dari derita kemiskinan. Sebab bagi orang-orang yang ‘tergilas waktu shubuh,’ sehingga mengabaikan shalat shubuh berjamaah di masjid, maka pada hakikatnya, merekalah orang-orang miskin sejati yang hanya mendapatkan upah 1/150 (0,7%) saja dari pahala shalatnya.
“… dan barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, maka ia bagaikan shalat semalam suntuk,” (HR. Muslim).
Shalat semalam suntuk adalah shalat yang dikerjakan mulai dari tenggelamnya matahari sampai terbit fajar. Kurang lebih setara dengan shalat selama sepuluh jam, atau sekitar 150 kali shalat. Begitu besar fadilah shalat shubuh berjamaah di masjid, khususnya bagi laki-laki. Dan betapa malangnya orang yang ‘tergilas waktu shubuh’, sehingga mengabaikan shalat shubuh berjamaah di masjid.
Kemudian, waktu Shubuh juga lebih berbahaya dan mengerikan daripada kobaran api yang disiram bensin. Mengapa demikian?
“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan shalat isya dan shalat shubuh. Sekiranya mereka tahu akan keagungan pahalanya, niscaya mereka bakal mendatanginya (ke masjid, shalat berjamaah) sekalipun harus berjalan merangkak-rangkak,” (HR. Bukhari Muslim).
Orang yang ‘tergilas waktu shubuh’ sehingga tidak mendatangi masjid untuk shalat berjamaah, dirinya disetarakan dengan orang munafik. Dan orang munafik sesungguhnya adalah orang yang dalam keadaan terancam bahaya. Sebab, ancaman bagi orang munafik adalah neraka Jahanam. “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam,” (QS. An Nisa:140).
Tentunya Neraka Jahanam itu jauh lebih berbahaya dan mengerikan dibandingkan kobaran api yang disiram bensin.
Jamaah yang dimuliakan Allah, agar kita tidak merasakan kejamnya ‘gilasan waktu shubuh’, maka, “Katakanlah! Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu shubuh,” (QS. Al Falaq: 1). Yaitu dengan memanfaatkan waktu shubuh dengan sebaik-baiknya. Marilah kita biasakan mengerjakan shalat sunnah (shalat fajar) dan bagi laki-laki hendaknya shalat berjamaah di masjid. []
Sumber: ZonaKeren.com