TASBIH artinya menyucikan dan mengkuduskan Allah Swt dari segala kekurangan, cela, ketidakmampuan dan pendeknya segala sesuatu yang hanya dalam kapasitas makhluk-makhluk. Imam Shadiq tatkala ditanya tentang Subhanallah, beliau berkata: “Artinya mengungkapkan kesucian Allah Swt dari segala macam cela dan keburukan.”
Tumbuhan dan Hewan Bertasbih Memuji Allah SWT.
Kita mengenal lafadz tasbih “Subhanallah wabihamdihi” (Mahasuci Allah dan dengan segala puji bagi-Nya).
Sesungguhnya langit dan bumi beserta isinya senantiasa bertasbih kepada Allah. Dalam Al-Quran telah dijelaskan bahwa tidak ada satu makhluk pun yang tidak bertasbih ataupun berdzikir kepada Allah SWT.
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun” (QS. Al-Isra:44).
Kita mungkin tergelitik mendengar hal itu, namun begitulah yang tertulis dalam Al-Quran. Kita tentu sebagai seorang muslin harus meyakininya.
Dalam berbagai tafsir disebutkan, baik hewan yang bisa bicara maupun yang tidak bicara, tumbuhan, tanaman, benda hidup atau benda mati, sejatinya bertasbih menyucikan Allah SWT, yakni dengan mengucapkan, “Subhaanallahi wa bihamdih” atau dengan lisanulhal (keadaan yang menunjukkan bertasbih dan memuji-Nya).
“Kamu tidak mengerti tasbih mereka” karena tumbuhan dan hewan itu tidak menggunakan bahasa kita, bahasa manusia.
Dalam ayat lain, tentang kisah Nabi Daud a.s., juga disebutkan dalam Al-Quran:
“Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersamanya (Daud) di waktu petang dan pagi. Dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul (sehingga bertasbih bersamanya). Masing-masing burung itu amat taat kepada-Nya.” (QS. Shad:17-19).[]
REDAKTUR : LARAS SETIANIv