Oleh: Siti Humairoh
Mahasiswi STEI SEBI, Depok
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam mengartikan sebuah kebahagiaan. Ada yang menganggap bahwa kebahagian yang sempurna ialah segala kebutuhan telah tercapai yakni harta, tahta dan wanita. Ada yang berpresepsi bahwa kebahagiaan itu adalah dapat membuat orang lain bahagia atau dapat berkumpul bersama sudah lebih dari cukup untuk dikatakan bahagia.
Namun, kebahagian yang sesungguhnya bukan berarti memiliki harta yang banyak dan melimpah, ataupun dengan harta, tahta dan wanita. Bahagia adalah dimana tempat tinggal itu dijadikan surga bagi para penghuninya.
Allah SWT berfirman yang artinya:
“Allah menjanjikan kepada orang- orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai- sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat- tempat yang bagus di surga ‘Adn dan keridaan Allahadalh lebih besar, itu adalah keberuntungan yang besar.”(QS. At- Taubah : 72)
Kebahagian yang hakiki ialah suatu pencapaian dimana di akhirat nanti kita dapat meraih surgaNya Allah SWT. Secara tidak langsung Allah meminta kepada hamba- hambanya untuk mampu menjadikan seluruh lingkungan kita termasuk rumah kita, menjadi taman-taman surga duniawi. Rumah yang mampu menghantarkan semua keluarga kita menuju taman-taman surga yang telah diberkahi oleh Allah SWT.
Lalu bagaimana mewujudkan konsep rumahku surgaku? Rasulullah ﷺ. pernah bersabda,
“Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya syetan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah” (HR. Muslim).
Maksud dari hadis ini ialah meramaikan rumah bukanlah dengan hal- hal yang tidak baik, namun ramaikanlah isi rumah dengan lantunan ayat- ayat suci Al-Quran. Rumah yang tak terdengar ayat suci Al-Quran layaknya kuburan. Ini adalah salah satu kebiasaan yang dapat membentuk konsep baiti jannati.
Rumah merupakan awal dari segala aktivitas, basecamp untuk sebuah keluarga. Membangun konsep baiti jannati bukan hanya tugas salah satu dari pihak penghuni rumah tersebut. Ayah, Bunda, Kakak dan Adik saling melengkapi untuk membangun konsep baiti jannati.
Rumah pula adalah tempat pembinaan paling baik, karena semua berawal dari rumah. Bagi anak- anak rumah adalah segalanya.
Rumah sebagai tempat yang nyaman, kenapa? Karena apapun yang akan kita lakukan rumah adalah tempat ternyaman untuk mengekspresikan ke gundahan dalam hati. Selain tempat yang nyaman rumah adalah tempat untuk belajar atau sebagai sumber ilmu. Baik ilmu pengetahuan umum maupun ilmu-ilmu agama yang dapat mengundang keberkahan Allah.Bahkan ilmu yang tak dapat kita temukan dalam sebuah bangunan sekolah sekali pun. Seperti ilmu saling menyayangi antar anggota keluarga.
Rumah bisa dijadikan sebagi tempat edukasi ibadah paling baik. Karena anggota keluarga akan saling mengingatkan dalam hal kebaikan.
Seperti sabda Rasulullah ﷺ. “Terangilah rumahmu dengan sholat malam dan tilawah Al-Quran.”
Selain itu dapat belajar sikap kepemimpinana dari seorang ayah secara langsung. Belajar memberikan sesuatu tanpa pamrih layaknya ibu. Semua hal- hal baik dapat kita pelajari di rumah yang memiliki konsep baiti jannati. Karena konsep baiti jannati membuat penghuni rumah merasa bahwa keluarga adalah suatu hal yang utama dibandingkan dengan apapun.
Karena keluarga yang diberkahi Allah adalah keluarga yang saling menasehati dalam kebaikan, keluarga yang selalu mengingatkan akan hal- hal kebaikan. Dan suri tauladan terbaik bagi umatNya telah di jelaskan dalam kalam suciNya yakni Al-Quran. Maka sebaik –baiknya tauladan dalam kehidupan sehari–hari ialah Rasulullah ﷺ. []