MASA remaja memang masa yang paling indah dan penuh gelora. Tetapi di masa remaja juga banyak yang melakukan hal-hal yang tidak penting bahkan sampai merenggut nyawa. Salah satunya adalah balap liar.
Para lelaki suka sekali ugal-ugalan dan kebut-kebutan menggunakan motor. Apalagi jika knalpot nya di modifikasi jadi knalpot racing yang jika lewat jalanan atau komplek bakal membuat banyak orang marah karena suaranya yang sangat menggangu. Ada suasana yang berbeda ketika memutar-mutar gas dan melarikan motor sekencang-kencangnya. Seperti ada kenikmatan tersendiri ketika menyalip dan melaju meninggalkan kompetitor lainnya. Padahal hobi seperti ini sangat lah bahaya dan termasuk perbuatan yang sia-sia.
BACA JUGA: Saat Marak Artis Lepas Jilbab, Pembalap Cantik Ini Justru Putuskan Berhijab
Sudah banyak sekali generasi ini yang jatuh menjadi korban karena perlombaan balap liar. Nasib seorang remaja kala itu memang malang. Joki balap liar tewas setelah motornya menabrak rumah makan Alam Sari, Purwakarta. Motor itu mengalami gas nyangkut sehingga kecepatan nya tak terkendali lagi. Dia tewas saat hendak dilarikan ke Rumah Sakit.
Mau berapa panjang lagi daftar kematian sia-sia ini? Walaupun sudah banyak korban, tetapi masih saja banyak remaja laki-laki yang menjatuhkan diri nya ke dalam ajang balap liar ini. Apa yang sebenarnya dicari? Apakah kalau mati kemudian mendapat gelar syuhada dan akan masuk surga? Sepertinya tidak! Lalu, mengapa masih membuang waktu dan nyawa seperti ini?
Sebagai seorang muslim, tentunya Islam telah mengajarkan dengan lengkap seperti apa itu kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan hakiki itu bukanlah kebut-kebutan di ajang balap liar yang berujung terenggut nya nyawa sia-sia. Tidak ada manfaat apapun dalam kegiatan balap liar. Balap liar adalah aktivitas yang menyia-nyiakan waktu dan hidup kita yang terbatas.
BACA JUGA: Ketika Pemuda Balapan dengan Nenek-nenek dan Orang Buta
Rasul pernah bersabda, “Salah satu bentuk baik nya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya” ( H.R Tirmidzi)
Oleh karena itu, kita mesti menyadari bahwa hidup yang kita nikmati ini amat terbatas waktunya. Karenanya, kita mesti memanfaatkannya sebaik mungkin untuk melakukan hal-hal yang berguna baik bagi dunia maupun akhirat. Don’t waste your life! []
Oleh: Cheryl Rasya Gita Ayu
(siswi kelas 9 STP Khoiru Ummah Purwakarta tingkat SMP)