BERBUKA puasa adalah momen yang paling ditunggu bagi mereka yang berpuasa. Tak jarang karena saking semangatnya, orang berbuka ibarat ‘balas dendam’ dengan mengonsumsi berbagai makanan. Alasannya, karena seharian menahan lapar dan haus. Lantas, baikkah balas dendam saat berbuka?
Sebenarnya, gula dalam darah gampang pulih tanpa perlu mengonsumsi gula berlebih. Di Indonesia, buka puasa identik dengan yang manis-manis. Maka tidak heran jika aneka sirup, kolak dan aneka olahan manis lainnya laris manis saat Ramadhan.
Menenggak minuman manis setelah belasan jam berpuasa memang menyegarkan. Terlebih jika minuman tersebut dicampur butiran es batu yang dipercaya ampuh memanjakan kerongkongan.
Banyak orang percaya, mengonsumsi makanan atau minuman manis saat berbuka ampuh untuk mengembalikan kadar gula dalam darah yang hilang. Maka tidak heran jika orang-orang yang berpuasa begitu antusias berburu yang manis-manis untuk berbuka.
Menurut Ahli Gizi Nindhita Priscillia, kadar gula dalam darah memang menurun saat belasan jam berpuasa. Namun bisa seketika pulih dengan asupan saat berbuka. Jadi, kita tidak perlu berlebihan dalam mengonsumsi minuman manis seperti teh atau sirup apa lagi minuman bersoda.
“Yang manis diperlukan. Tapi tidak perlu ‘balas dendam’ atau kalap saat berbuka. Selain itu, usahakan rasa manis yang dikonsumsi berasal dari gula asli,” kata kata Nindhita seperti dikutip Halal Lifestyle.
Nindhita mengajak untuk mengurangi minuman manis kemasan yang biasanya menggunakan gula olahan. Meski menggunakan gula asli, kita tetap dianjurkan untuk tidak berlebihan.
Satu sendok gula mengandung 50 kalori. Kalau empat sendok berarti 200 kalori. Belum lagi makan nasi yang kira-kira mengandung 1000 kalori.
“Padahal sehari manusia hanya butuh 1800 kalori. Jadi jangan terlalu berlebihan dalam satu momentum berbuka,” kata Nindhita menambahkan. []
SUMBER: HALALLIFESTYLE