BILA teringat masa itu, aku hanya bisa tersenyum. Ketika aku baru datang dan hampir kesiangan, karena teman-temanku sudah berbaris rapi di depan kelas, ada seorang teman baru (karena itu adalah hari hari awal masuk sekolah) yang tiba-tiba berbicara nyaring, “Eh… Kamu teh anak tukang lotek yah?”
Sontak saja semua mata tertuju padaku. Aku sedikit terperanjat dengan pertanyaan itu. Aku tak menjawab, hanya membiarkan teman-teman lain bertanya-tanya dalam hati.
Aku tak bisa konsen seharian memikirkan pertanyaan dan tatapan sinis sebagian dari mereka. Apa salahnya anak tukang lotek? Nggak boleh ya aku menikmati kehidupan seperti mereka? Orang tuaku memang bukan orang berada. Bapakku bekerja di proyek yang kadang menganggur jika tak ada proyek. Otomatis mamaku yang ganti berjuang mencari uang untuk keempat anaknya.
BACA JUGA:Â Selamat Hari Ibu
Apapun dilakukannya, asal halal. Begitu berat perjuangan yang dilakukan mamaku untuk menghidupi kami. Dengan segala keterbatasan, kami harus bertahan hidup. Mama rela berjualan lotek, nasi kuning, bekerja serabutan, demi kami.
Hinaan, diskriminasi, sudah biasa kami terima. Mama tak peduli. Mama terus berjuang hingga akhirnya kami bertempat lulus sekolah.
Dulu aku pernah malu mengaku anak tukang lotek. Dulu aku pernah minder dengan ucapan teman teman yang menghina keadaanku. Tapi ketika aku sudah mulai bisa berpikir dewasa, aku justru bangga dengan semua ini. Allah selalu memberi pelajaran di setiap kisah yang kita lalui.
Mungkin bagi orang yang belum atau tidak pernah miskin, hanya akan sekadar kasihan melihat orang lain yang miskin. Tapi bagi kami yang pernah miskin, rasa empati yang muncul betul-betul dari dalam, tanpa berusaha mendalami peran seperti artis sinetron.
BACA JUGA:Â Jangan Malu Terlihat Miskin
Di hari ibu ini, aku hanya ingin mendeklarasikan bahwa aku bangga menjadi anak tukang lotek. Bukan anak koruptor yang hidup mewah dari keringat orang. Mamaku adalah the real wonder woman. Mamaku pahlawanku.
Selamat hari ibu ya, Ma… Maaf aku belum bisa membahagiakanmu. Aku belajar kuat karena mama. Jadi perempuan yang nggak manja. Juga untuk seluruh ibu di jagat raya ini, luv u all. []