DHAKA—Bangladesh dan Myanmar telah menyetujui sebuah proposal untuk mengatur pemulangan kembali pengungsi Rohingya, kata Menteri Luar Negeri Bangladesh A.H. Mahmood Ali, Senin (02/10/2017) kemarin.
Setelah pertemuannya dengan Menteri Sekretaris Negara Myanmar Kyaw Tint Swe, Ali mengatakan, bahwa kedua negara telah menyetujui proposal untuk membentuk kelompok kerja gabungan untuk proses repatriasi pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Bangladesh telah mengusulkan sebuah kesepakatan bilateral untuk menyelesaikan proses repratiasi.
Ali juga mengatakan bahwa rancangan kesepakatan tersebut telah diserahkan kepada delegasi Myanmar.
Selain masalah Rohingya, kedua pejabat negara tersebut juga membahas soal kerja sama keamanan.
Ali menambahkan, Menteri Dalam Negeri Bangladesh akan mengunjungi Myanmar dalam waktu dekat karena Bangladesh ingin menyelesaikan masalah ini secara damai.
Data PBB yang dirilis pada 28 September menunjukkan bahwa sejak 25 Agustus, sebanyak 501.000 Rohingya telah menyeberang dari Rakhine ke Bangladesh.
Mereka mengungsi dari operasi militer yang dilancarkan oleh pasukan keamanan dan umat Buddha yang membunuh, menjarah rumah, dan membakar desa-desa mereka. Menurut Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hasan Mahmood Ali, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam operasi tersebut.
Turki telah berada di garda terdepan dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Rohingya, dan Presiden Recep Tayyip Erdogan juga telah membahas masalah Rohingya di PBB.
PBB menyebut Rohingya sebagai kaum paling teraniaya di dunia, yang telah mendapat sejumlah serangan sejak kekerasan komunal meletus pada 2012, demikian seperti dilansir dari AnadoluAgency.[]