KULIAH Subuh online bersama jamaah Masjid Manarul Ilmi ITS ada yang bertanya di kolom chat mengapa orang NU sebagai makmum membaca Sami’a Allah Liman Hamidah saat bangun dari ruku padahal di hadis Bukhari makmum diperintah membaca Rabbana Laka Al-Hamd?
Saya sampaikan dalam masalah ini ada 2 pendapat. Bagi yang menganjurkan membaca Rabbana Laka Al-Hamd berdasarkan hadis berikut:
ﺇﻧﻤﺎ ﺟﻌﻞ اﻹﻣﺎﻡ ﻟﻴﺆﺗﻢ ﺑﻪ، ﻓﻼ ﺗﺨﺘﻠﻔﻮا ﻋﻠﻴﻪ، ﻓﺈﺫا ﺭﻛﻊ، ﻓﺎﺭﻛﻌﻮا، ﻭﺇﺫا ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ، ﻓﻘﻮﻟﻮا: ﺭﺑﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ
“Imam adalah untuk diikuti, jangan berbeda dengan imam. Jika imam ruku maka rukuklah. Jika imam mengucapkan Sami’a Allah Liman Hamidah, maka kalian ucapkan Rabbana Laka Al-Hamd” (HR Bukhari)
Tetapi dalam Mazhab Syafi’i menganjurkan membaca Sami’a Allah Liman Hamidah. Berikut ulasan khusus dari Al-Hafidz As-Suyuthi dalam kitabnya Dzikr At-Tasyni’ fi Mas’alati Tasmi’:
ﻣﺬﻫﺐ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻥ اﻟﻤﺼﻠﻲ ﺇﺫا ﺭﻓﻊ ﺭﺃﺳﻪ ﻣﻦ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻲ ﺣﺎﻝ اﺭﺗﻔﺎﻋﻪ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ، ﻓﺈﺫا اﺳﺘﻮﻯ ﻗﺎﺋﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ: ﺭﺑﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ
Dalam Mazhab Syafi’i bahwa orang yang shalat ketika bangun dari ruku membaca Sami’a Allah Liman Hamidah. Dan saat berdiri tegak membaca Rabbana Laka Al-Hamd.
BACA JUGA: Apa Itu 14 Rukun Shalat?
ﻭﺃﻧﻪ ﻳﺴﺘﺤﺐ اﻟﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ ﻫﺬﻳﻦ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﻭاﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻭاﻟمنفرﺩ، ﻭﺑﻬﺬا ﻗﺎﻝ ﻋﻄﺎء، ﻭﺃﺑﻮ ﺑﺮﺩﺓ، ﻭﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ، ﻭﺇﺳﺤﺎﻕ، ﻭﺩاﻭﺩ
Juga dianjurkan membaca keduanya -Sami’a Allah Liman Hamidah dan Rabbana Laka Al-Hamd- bagi Imam, Makmum dan orang yang salat sendiri. Ini juga pendapat Atha’, Abu Burdah, Muhammad bin Sirin, Ishaq dan Dawud.
Dalil yang disampaikan ulama Syafi’iyah adalah hadis berikut:
ﻭﺃﺧﺮﺝ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﺣﺬﻳﻔﺔ «ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: ﺣﻴﻦ ﺭﻓﻊ ﺭﺃﺳﻪ: (ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ ﺭﺑﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ)
Dari Hudzaifah bahwa saat Nabi shalallahu alaihi wa sallam mengangkat kepala (dari ruku) Nabi membaca: “Sami’a Allah Liman Hamidah Rabbana Laka Al-Hamd” (HR Muslim)
Dari hadis ini Imam As-Suyuthi mengatakan:
ﻭﺛﺒﺖ ﺃﻥ اﻟﺘﺼﺮﻳﺢ ﺑﺄﻥ اﻹﻣﺎﻡ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻣﻦ ﺃﺩﻟﺔ ﺃﺧﺮﻯ ﺩﻝ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﺃﻳﻀﺎ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ; ﻷﻥ اﻷﺻﻞ اﺳﺘﻮاء اﻹﻣﺎﻡ ﻭاﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﻣﻦ اﻷﺫﻛﺎﺭ ﻓﻲ اﻟﺼﻼﺓ
ﻛﺘﻜﺒﻴﺮاﺕ اﻻﻧﺘﻘﺎﻻﺕ ﻭﺗﺴﺒﻴﺤﺎﺕ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﻭاﻟﺴﺠﻮﺩ.
Dalam hadis Sahih dijelaskan bahwa Imam membaca keduanya berdasarkan hadis lain. Dengan demikian Makmum juga membaca keduanya. Sebab pada dasarnya bacaan Imam dan makmum sama, seperti dalam anjuran bacaan lainnya, misalnya takbir, tasbih saat ruku dan sujud.
Ada beberapa dalil pendukung dalam Sunan Ad-Daraquthni:
اﻻﺳﺘﺌﻨﺎﺱ ﺑﻤﺎ ﺃﺧﺮﺟﻪ اﻟﺪاﺭﻗﻄﻨﻲ ﺑﺴﻨﺪ ﺿﻌﻴﻒ ﻋﻦ ﺑﺮﻳﺪﺓ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ( «ﻳﺎ ﺑﺮﻳﺪﺓ، ﺇﺫا ﺭﻓﻌﺖ ﺭﺃﺳﻚ ﻣﻦ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﻓﻘﻞ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ، اﻟﻠﻬﻢ ﺭﺑﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ ﻣﻞء اﻟﺴﻤﺎﻭاﺕ ﻭﻣﻞء اﻷﺭﺽ، ﻭﻣﻞء ﻣﺎ ﺷﺌﺖ ﻣﻦ ﺷﻲء ﺑﻌﺪ» )
Riwayat Ad-Daraquthni dengan sanad daif dari Buraidah bahwa Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda kepada Buraidah: “Jika kamu mengangkat kepala maka bacalah Sami’a Allah Liman Hamidah…”
BACA JUGA: Apa Hukum Bersedekap setelah Ruku?
ﻭﺑﻤﺎ ﺃﺧﺮﺟﻪ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ: «ﻛﻨﺎ ﺇﺫا ﺻﻠﻴﻨﺎ ﺧﻠﻒ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻓﻘﺎﻝ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ. ﻗﺎﻝ ﻣﻦ ﻭﺭاءﻩ: ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ»
Dari Abu Hurairah bahwa jika kami salat di belakang Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, Nabi membaca Sami’a Allah Liman Hamidah, maka orang yang di belakang Nabi membaca Sami’a Allah Liman Hamidah (HR Ad-Daraquthni)
Oleh: Kiyai Ma’ruf Khozin