MEMBANGUN rumah di surga, tentu jadi impian, bukan? Ya, tentu akan berbeda antara rumah di dunia dengan di surga. Pasti, rumah yang kita bangun di surga akan lebih indah daripada rumah-rumah mewah yang ada di dunia. Tapi, apakah kita bisa membangun rumah di surga?
Tentu saja kita bisa melakukannya. Tapi, sama halnya di dunia, kita tentu tak bisa membuat rumah seorang diri. Ada perantara orang lain yang membantu menyelesaikan pembuatan rumah tersebut. Begitu pula dalam membangun rumah di surga. Ada perantara yang harus kita lakukan, agar rumah kita dibangun di surga. Apakah itu?
BACA JUGA: Shalat Sunnah yang Dianjurkan, Ini Dia Diantaranya
Ternyata kita dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah dua belas rakaat setiap harinya. Namun yang harus diperhatikan adalah jangan pernah meninggalkan shalat lima waktu yang wajib hukumnya. Shalat sunnah 12 rakaat ini ternyata memiliki keistimewaan, hal ini sesuai tertuang dalam hadis Rasulullah.
Dari Aisyah Radhiyallahu ’Anha, Nabi ﷺ bersabda, “Barangsiapa rutin menegakkan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah Ta’ala akan membuatkan rumah baginya di surga, yaitu empat rakaat sebelum Zhuhur, dua rakaat sesudah Zhuhur, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isya dan dua rakaat sebelum Shubuh,” (HR. Tirmidzi 379).
Namun ingat, jika ingin mendapatkan keistimewaan berupa dibangunkan rumah di surga kelak jangan hanya mengerjakan shalat ini satu hari seumur hidup. Akan tetapi biasakanlah diri untuk senantiasa mengerjakan amalan kebaikan secara konsisten dan teguh pendirian.
BACA JJUGA: Begini Tata Cara Shalat Sunnah Tahiyyatul Masjid
Sebab Allah sangat menyukai hamba-Nya yang mengerjakan amalan kebaikan yang meskipun perkara kecil namun senantiasa dilakukan secara terus menerus.
Dari Aisyah Radhiyallahu ’Anha, Nabi ﷺ bersabda, “Lakukanlah amal sesuai kesanggupan. Karena sesungguhnya Allah Ta’ala tidak akan bosan sehingga engkau menjadi bosan. Dan sesungguhnya amal yang paling Allah Ta’ala sukai ialah yang terus-menerus dikerjakan walaupun sedikit. Dan bila ia beramal ia beramal dengan teguh pendirian,” (HR. Abu Dawud 1161). []