MEMASUKI waktu shalat, orang-orang di sekitar kawasan Lautze, Pasar Baru, Jakarta Pusat berbondong-bondong menuju sebuah masjid berornamen Cina.
Itulah masjid Lautze. Sebuah Masjid dengan didominasi warna merah, kuning, dan ornamen lampion itu sepintas terlihat tak seperti masjid.
Jika masuk ke dalam masjid itu kita akan melihat kaligrafi bahasa Arab dengan disertai arti bahasa Cina.
Penjaga, atau yang biasa dikenal merbot masjid, Ngatimin, mengatakan lembaran kaligrafi itu dibawa dari Tiongkok.
“Itu dibawa dari Tiongkok, tapi dibingkai di sini (di Indonesia). Di sana juga banyak muslim, kan, bikin kaligrafi,” kata pria berusia 63 tahun itu.
Selain kaligrafi dengan terjemah bahasa Cina, masjid ini juga dihiasai lampion. Itu digunakan murni agar ornamen masjid ini semarak penuh warna, sehingga memancing orang untuk melihat.
Ngatimin menambahkan, masjid yang sudah berdiri 26 tahun ini tak hanya dikunjungi warga sekita. Sejumlah tokoh nasional dan kiai pun pernah menyambanginya.
“Seingat saya ustadz Zainudin MZ, Pak Habibie, Pak Try Sutrisno salat Jumat di sini,” kata Ngatimin.
Setiap Jumat, Masjid Lautze dipenuhi para mualaf keturunan Tionghoa dan warga sekitar. Usai salat Jumat biasanya mereka saling bertukar pikiran dan berbagi ilmu pengetahuan tentang Islam.
Ngatimin melanjutkan, setiap hari Ahad, muslim Tionghoa aktif melaksanakan pengajian. Mulai belajar membaca, memahami Alquran sampai mendengarkan ceramah dari guru agama. Hal itu menjadi agenda rutin mereka pada setiap pekan.
“Di sini minggu pengajian banyak mualaf. Mulai jam 11.00 WIB dilanjut Zuhur berjemaah dan 13.30 WIB mulai lagi sampai Asar. Ya enggak cuma Tionghoa, siapa pun boleh belajar di sini,” tutur dia. []
Sumber: Liputan 6