MATARAM—Banser Tanggap Bencana (Bagana) Satkorcab Kendal hari ini (24/8/2018) telah menyelesaikan pendirian masjid darurat untuk membantu keperluan korban gempa di Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Menurut Amat Robai, Kepala Satkorcab Banser Kendal, hingga hari ini warga masih bertahan di tempat pengungsian dengan fasilitas penunjang yang sangat minim. Setelah menginventarisir kebutuhan warga dan berembug dengan tokoh pemuka agama setempat, pihaknya memulai pendirian masjid darurat.
BACA JUGA: Turki Kirim Bantuan Daging Kurban ke Lombok
“Dengan peralatan dan media yang sederhana seperti bambu, terpal, tali dari bambu dan tali ijuk, dan dibantu oleh warga setempat dan sahabat-sahabat dari LPB PCNU Kudus, alhamdulilah masjid darurat sudah berdiri dan bisa digunakan,” kata Robai yang telah menjabat Satkorcab Banser Kendal selama 4 periode ini.
Kordinator lapangan Bagana, Ujang Yufriyanto, menambahkan timnya yang berjumlah 7 personil mulai mengerjakannya sejak kemarin. Dimulai dengan membuat sketsa sederhana, mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan, dan dikerjakan dengan peralatan yang tersedia di lokasi.
Banser Tanggap Bencana
Muhammad Ulil Amri, Ketua PC Ansor Kendal, mengatakan personil Bagana Satkorcab Kendal telah dibekali keterampilan dan kemampuan yang diperlukan dalam penanganan tanggap bencana. Selain mendapatkan pelatihan, tambahnya, mereka juga telah lulus uji kompetensi dari para instruktur profesional dari Basarnas.
“Banser Bagana adalah tim khusus untuk penanganan Bencana. Mereka telah punya jam terbang terjun dalam penanganan tanggap bencana. Personil yang kami kirimkan ke Lombok akan tinggal di sana selama waktu yang masih belum ditentukan untuk membantu keperluan warga berkordinasi dengan pihak terkait di sana,” terang Ulil.
BACA JUGA: ICMI Ajak Umat Jadikan Momentum Idul Adha Korbankan Bantuan ke Korban Bencana Lombok
Sebagaimana diterangkan Misbahul Munir, Sekretaris PC Ansor, yang selama dua hari terakhir meninjau lokasi pengungsian di Lombok Barat dan Lombok Utara, keadaan masih memprihatinkan.
Menurut Misbah warga masih membutuhkan bantuan terpal dan tandon air untuk keperluan darurat di pengungsian. Sementara untuk kebutuhan nonfisik, warga juga perlu pendampingan pemulihan trauma pasca gempa, terutama untuk anak-anak. []