JEPANG dikenal sebagai negara maju dalam bidang teknologi di dunia. Namun di balik kemajuan itu, Jepang juga ternyata mengalami kemunduran dalam kehidupan sosial. Bahkan masyarakat Jepang terancam punah jika hal ini tidak segera diatasi. Kondisi sangat depresif di masyarakat Jepang menghadirkan masalah baru berupa penurunan jumlah penduduk.
Penurunan jumlah ini akibat dari para pemudanya yang enggan menikah dan tingginya angka bunuh diri di Negeri Sakura ini.
BACA JUGA:Â Diguncang Gempa di Jepang, Pemuda Ini Tetap Khusyu Shalat
Populasi penduduk Jepang berdasarkan Daftar Penduduk Dasar pada 1 Januari 2019 tercatat 124.763.464 jiwa atau menurun selama 10 tahun berturut-turut. Jumlah penurunan sekitar 430.000 orang, tertinggi sejak survei Kementerian Dalam Negeri Jepang dimulai.
Ya, di Jepang jumlah penduduknya bukan hanya tidak mengalami lonjakan, tapi juga mengalami penurunan.
Belakangan, salah satu sumber masalah dari kondisi ini mulai terlihat: jumlah perjaka dan perawan di Jepang meningkat pesat.
Temuan yang didasarkan penelitian terbaru tentang pengalaman seksual pertama warga Jepang dianggap sebagai penjelasan terkait penurunan jumlah populasi masyarakat Jepang.
Hal ini mengakibatkan angka kelahiran bayi menurun yang diperparah dengan populasinya yang menua dengan cepat. Di Jepang, lebih dari 20% populasinya berusia di atas 65 tahun. Sementara hanya ada 946.060 kelahiran pada tahun 2017.
Catatan tersebut menjadi rekor terendah sejak pencatatan resmi dimulai pada tahun 1899. Ini bukanlah masalah sampingan. Masyarakat Jepang benar-benar bisa punah jika hal ini terus-terusan terjadi.
BACA JUGA:Â Berawal dari Kekaguman, Mayu Koga Gelar Pameran Foto ‘Kucing Turki’ di Jepang
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga telah memberikan solusi untuk permasalahan yang diperburuk selama pandemi Covid-19 ini. Yoshide menunjuk politikus Tetsushi Sakamoto menjadi Menteri Kesepian.
Sakamoto akan mengurusi kementerian yang mengatasi kesepian dan isolasi yang menjadi semakin umum di Jepang selama pandemi ini.
Penunjukan kabarnya diberlakukan setelah muncul laporan yang menunjukkan bahwa jumlah kasus bunuh diri di Jepang meningkat selama setahun terakhir.
Dia antara kasus bunuh diri tersebut, jumlah mayoritasnya adalah wanita dan kaum muda. []
SUMBER: INTISARI