Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ustad, banyak kali kemaksiatan yang aku lakukan. Kadang aku sendiri udah mau bertobat tapi hati saya ko jadi ragu untuknya. Karena sulit sekali menghilangkan kebiasaanku ini. Bagaimana menghilangkannya? Mohon jawabannya. Terima kasih.
TUBAGUS
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Untuk menjawab pertanyaan antum ada beberapa yang hal yang harus dipahami.
Pertama, sebagai manusia pasti pernah dan berpotensi berbuat salah dan dosa. Bahkan para Nabi pun pernah berbuat kekeliruan. Karena manusia bukan malaikat dan senantiasa dihimpit hebatnya godaan setan dan kerasnya dorongan nafsu. Rasulullah saw menegaskan, “Setiap anak Adam (manusia) pasti pernah berbuat dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang bertaubat,” (HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah),
Kedua, Allah swt mencintai hamba-hamba-Nya yang berdosa lalu ia sadar dan mendatangi-Nya dengan penyesalan dan taubatnya. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba mukmin yang terjerumus dosa tetapi bertaubat,” (HR. Ahmad).
Ketiga, Allah swt maha luas ampunannya, sehingga kita tidak patut berputus asa kepada-Nya. Orang yang telah membunuh 100 jiwa saja Allah ampuni dosa-dosanya. Indah ampunan-Nya, perhatikan hadits qudsi berikut. Allah swt berfirman, “Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu dan Aku tidak akan memperdulikannya lagi. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu memenuhi seluruh langit, kemudian engkau memohon ampun padaku, niscaya Aku akan mengampunimu. Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menjumpaiku dalam keadaan tidak berbuat syirik dengan apapun niscaya aku akan datang kepadamu dengan pengampunan sepenuh bumi pula,” (HR Tirmidzi).
Keempat, Subhanallah, sejatinya saat kita disadarkan Allah swt, dan hadir sikap penyesalan itulah karunia dari-Nya, hidayah dari-Nya. Dan penyesalan adalah bagian utama dari hadirnya ampunan Allah swt. Rasulullah saw bersabda, “Penyesalan adalah taubat,” (HR. Abu Daud). Dan saat taubat hadir, maka, “Orang yang bertaubat dari dosanya seperti orang yang tidak menyandang dosa,” (HR. ath-Thabrani).
Ingat Allah swt mengingatkan kita untuk tidak berputus asa, “Katakanlah: ‘Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’,” (QS Az Zumar: 53)
Kelima, Karena itu, setelah hadir penyesalan, selanjutnya terus iringi dengan istighfar dan bertaubat, mengikuti dosa dan perbuatan baik, serta sibuk memperbaiki diri. Dengan izin Allah swt dan keagungan-Nya semoga antum senantiasa raih cinta, ampunan, hidayah, dan kekuatan untuk lebih baik. Rasulullah saw menggambarkan, “Allah berfirman, ‘Dengan keagungan dan kebesaran-Ku, Aku tidak akan berhenti mengampuni mereka selama mereka beristighfar’,” (HR. Ahmad).
Keenam, untuk menghilangkan kebiasan dosa, yang pertama adalah keyakinan bersama Allah bahwa kita dapat meninggalkan perbuatan itu, dan diiringi dengan berdoa kepada-Nya. Selanjutnya berusaha bertakwa dimanapun berada, mengikuti kesalahan dengan kebaikan, dan berteman, bergaul dengan orang-orang shaleh.
Wallahu’alam. []
Konsultasi Syariah di www.islampos.com diasuh oleh H. Atik Fikri Ilyas, Lc, MA Alumnus Universitas Al-Azhar Kairo & Universitas Amer Abdel Kader Aljazair, mahasiswa program Doktoral Tafsir Hadits UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Silakan kirim pertanyaan Anda ke redaksi@islampos.com atau zhouaghi@yahoo.co.id