KEHIDUPAN orang beriman itu murni, baik di dunia ini maupun di akhirat. Seorang mukmin akan selalu merasa tenang, bergelimang rahmat, dan berbahagia. Di sisi lain, orang-orang kafir senantiasa berdukacita dan terkena bencana. Ia menjadi tawanan bagi hasrat dan egonya sendiri. Ia berada di dalam penderitaan dan kepedihan abadi.
Tetapi yang saat ini kita saksikan, banyak orang beriman yang terkena berbagai musibah, kesulitan, dan persoalan. Sementara itu, banyak orang kafir yang bergelimang harta dan kesenangan. Kenapa hal ini bisa terjadi?
BACA JUGA: Damaikanlah Dua Orang Mukmin Yang Berselisih
Jawaban bagi keberatan ini adalah bahwa hati seorang mukmin laksana sebuah taman. Seorang mukmin tentulah tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan material di dunia ini.
Akan tetapi mereka tidak berduka dengan adanya persoalan-persoalan itu. Duri semacam ini hanya menusuk tubuhnya, tetapi sama sekali tidak menyentuh taman itu.
Taman di dalam hati itu memiliki pagar yang kuat. Bahkan di dunia material ini, jiwa orang mukmin terbebas dari segala bencana.
BACA JUGA: Maksiat Adalah Sumber Bencana
Satu-satunya keinginan mukmin di dunia ini adalah ridha Allah terhadap dirinya. Orang semacam ini tidak akan berdukacita lantaran kegagalan dan persoalan material. Ia hanya berpegang kepada Allah sebagai satu-satunya penolong bagi dirinya dan orang lain. Ia menyadari kekuatan, kearifan, dan kemurahan Allah. Ia menganggap Allah sebagai Penguasa sedangkan ia hanyalah hamba-Nya.
Jadi, orang beriman tidak akan bersedih dan kecewa karena persoalan dunia. Semua itu bahkan tidak membuat mereka marah. Allah menjaga hati orang-orang yang beriman sehingga selalu tenang di dunia ini maupun di akhirat nanti. []
Referensi: Belajar Mencintai Allah/Penulis: Prof. Dastaghib Shirazi/Penerbit: Pustaka IIMaN