KOREA SELATAN–Bukan lagi Korea Utara yang kini jadi musuh Korea Selatan melainkan kekurangan populasi. Pasalnya kini banyak warga Korea Selatan yang tak mau menikah sehingga angka kelahiran pun sedikit. Hal ini tentu menjadi masalah besar bagi sebuah negara maju seperti Korea Selatan di masa depan.
Dilansir BBC, Senin (14/10/2019), Korea Selatan berada di peringkat ke-4 dalam negara dengan nilai ekonomi terbesar di Asia, setelah Tiongkok, Jepang, dan India. Sayangnya, perkembangan populasi di negara yang terkenal dengan budaya K-Pop ini justru sebaliknya. Korea Selatan menghadapi masalah populasi yang serius!
BACA JUGA: Ingin Tingkatkan Angka Kelahiran, Ini yang Dilakukan Korea Selatan
Ternyata banyak anak-anak muda di Korea Selatan yang tak mau menikah. Baik pria dan wanitanya, fokus untuk berkarier dan hidup mandiri.
Data statistik direkam, tingkat perkawinan anjlok selama lima penilaian terakhir. Dalam sensus tahun 2015 misalnya, 23 persen wanita Korea Selatan menikah di usia 25-29 tahun.
Padahal pada 1970, menerima 90 persen Korea Selatan yang menikah dalam rentang umur yang sama!
Angka kesuburan di Korea Selatan merupakan salah satu yang terendah di dunia. Rata-rata wanita Korea Selatan hanya memiliki satu anak, padahal rata-rata globalnya sekitar dua anak. Jika dibandingkan pada 1950-an, rata-rata wanita Korea Selatan memiliki lima anak.
Pada 1950, kurang dari tiga persen populasi Korea Selatan berkontribusi 65 tahun ke atas. Hari ini, angka itu adalah 15 persen.
BACA JUGA: Ini Fakta di Balik Maraknya Bunuh Diri di Korea Selatan
Pada pertengahan 2060-an, PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) memperkirakan persentase mereka yang lebih tua dari 65-an akan memuncak pada lebih dari 40 persen. Hal itu membuktikan, harapan hidup di Korea Selatan makin tinggi.
Masalah populasi akan bergantung pada demografi dan gaya hidup di masa mendatang. Pemerintah Korea Selatan harus mengatasi masalah tersebut. []
SUMBER: BBC