Oleh:Â Syafruddin Ramly,
syafruddinramly@yahoo.com
AKU bingung jadi anak harus bersikap bagaimana. Bapak kami perokok berat. Sudah sejak lama kami nasihati agar tidak merokok, sejak bertahun-tahun yang lalu. Karena kami tau bahaya rokok sangatlah fatal. Apalagi nanti ketika tubuh bapak sudah menua dan sudah melemah. Semua penyakit akan datang menyerang secara serentak.
Namun bapak kami tidak mau mendengar. Sekarang bapak sudah tua dan sakit-sakitan. Apa yang dikatakan medis tentang bahaya rokok itu sekarang benar-benar terwujud secara detail dan valid. Berbagai penyakit menggerogoti tubuh bapak kami. Semua penyakitnya tidak lain dan tidak bukan adalah hasil rokok.
Dari pengalaman medis, dan seperti yang terjadi pada adik sepupu kami, penyakit komplikasi akibat rokok seperti ini hanya akan menunggu waktu saja, percuma rasanya membuang-buang duit untuk pengobatan. Karena ujungnya hanyalah kematian.
Tapi wajarkah kami tidak membantunya berobat? beliau sepertinya kesakitan sekali, tapi kami yakin bahwa pengobatan itu hanya akan membuang-buang duit saja, hanya akan memberi uang gratis saja kepada dokter dan rumah sakit tanpa hasil.
Bahkan, berdoa untuk kesembuhannya saja kami tidak pede, karena penyakit itu hasil usahanya sendiri, hasil rokoknya itu sendiri.
Kami harus bagaimana?
Secara fikih, kami hanya akan melakukan kemubaziran buang-buang duit untuk perobatan yang ujung-ujungnya hanyalah kematian.
Namun secara akhlak dan moral, kami harus berbuat, paling tidak harus menunjukkan kepada bapak kami bahwa bahwa kami adalah anak yang berbakti kepadanya, agar kami tidak beliau nilai sebagai anak durhaka, sebab jika itu terjadi, masa depan ukhrawi kami akan berakhir nista. Kami harus bagaimana?[]