Oleh: Khairul Sani
Santri Pondok Pesantren Hidayatullah Lampung Tengah
DIALAH bapak sosok pahlawan dikehidupanku yang telah merawat dari kecil hingga besar dan melebihi besarnya bapak sekarang ini. Tidak banyak yang menceritakan atau menyanjung bapak, Karena ia adalah pahlawan yang menjaga, berkorban dibalik layar, tidak butuh sanjungan atau pujian, baginya kebahagian anaknya adalah hadiah terbesar bagi hidupnya.
Senyum dan tawa anak adalah hal yang mahalnya lebih dari sebongkah berlian dan emas permata. Tanpanya aku tidak mengenal dunia, tidak mengetahui pahit manis kehidupan. Semua itu dialah yang mengajarkannya kepadaku. Dia bapakku yang hebat.
Teman bertukar pikiran, menasihati dengan tindakan, memberi solusi dari kebingunganku, dia bapakku yang hebat. Dari permasalahan cinta, pertemanan dan juga dalam menjalani kehidupan yang baik, semua diajarkan dan dicontohkan oleh bapakku yang hebat.
Dia bapakku yang marah kepaku jika aku berbuat salah dan tidak menyalahkan yang lain. Itu mengajarkan aku untuk tidak berbuat salah dan jika berbuat salah maka pasti ada konsekuensinya tanpa menyalahkan orang lain. Karena dia adalah bapakku yang hebat.
Bapakku yang hebat mengajarkan kepadaku untuk hidup mandiri, tidak manja, jika ingin sesuatu maka harus berusaha untuk mendapatkannya dengan cara yang baik.
Dulu sewaktu aku ingi beli sepatu sekolah yang baru karena sepatu yang lama sudah rusak bapak menyuruhku untuk membantu tetangga mengisi tanah pupuk kedalam polibet, untuk ditanami kayu pohon Mahoni. Selama tiga bulan lamanya saya berhasil membeli sepatu sekolah yang baru dari upah saya membantu mengisi tanah.
Saya diajarkan mandiri dengan berjualan, saya bermain mainan pada zaman dulu yang saya sukai yaitu bermain gundu, lalu menang dan saya cuci untuk dijual kembali kepada teman saya. Begitu rutinitas kecil saya dalam hidup mandiri selain saya bisa bermain saya juga bisa berjualan, untungnya dua kali lipat. Semua berkat ajaran bapakku yang hebat.
Di asal daerahku anak lelaki yang merantau adalah bukti bahwasanya kita sudah hidup mandiri seperti pepatah daerah mengatakan:
“Horas, pohon pinang tumbuh sendiri, Horas, tumbuhlah menantang awan. Horas, biar kambing dikampung sendiri tapi banteng diperantauan”.
Ini saya tunjukan untuk bapakku yang hebat, inilah anakmu yang telah engkau didik hingga menjadi orang yang hebat. Namun kerinduan akan bapakku teringang setiap malam, karena jasanya saya menjadi seperti sekarang ini. Terimakasih bapakku yang hebat. Karena bapakku yang hebat sehingga aku juga menjadi hebat. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.