DI dunia Barat, Ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes merupakan seorang pakar sains dari Iran. Ia lahir di Bandar al-Rayy, utara Teheran, Iran, pada tahun 864M dengan nama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi. Sejak kecil, ia telah menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Mulanya, ia memelajari ilmu pengobatan setelah berusia 30 tahun. Ia wafat pada tahun 313 H/925 M.
Buku Ar-Razi yang berjudul ‘Al-Judari wal Hasbah’ (Cacar dan Campak) adalah buku pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Kemudian, buku ini belasan kali diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan terhadap prinsip hipokratis dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir Ar-Razi dalam buku tersebut.
BACA JUGA: Ibnu Sina, Ilmuwan Muslim yang Kenalkan Metode Karantina
Ar-Razi yang saat itu bekerja sebagai dokter utama di rumah sakit di Baghdad, berkata: “Cacar terjadi ketika darah ‘mendidih’ dan terinfeksi yang kemudian mengakibatkan keluarnya uap. Selanjutnya, darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah yang semakin banyak dan warnanya seperti anggur matang. Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung. Penyakit ini bisa terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tetapi juga dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit cacar adalah mencegah kontak dengan penyakit tersebut, karena kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi.”
Ar-Razi melanjutkan: “Kemunculan cacar ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal pada hidung, dan mimpi yang buruk ketika tidur. Penyakit menjadi semakin parah ketika semua gejala tersebut bergabung dan terasa gatal di seluruh bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi perubahan warna merah pada muka serta kantung mata. Salah satu gejala lainnya adalah perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada tenggorokan.”
Diagnosis yang dilakukan oleh Ar-Razi tersebut dipuji oleh Ensiklopedia Britannica (1911) yang menulis:
“Pernyataan pertama yang paling akurat dan terpercaya tentang adanya wabah ditemukan pada karya seorang dokter dari Persia pada abad ke-9, yaitu Rhazes (Razi). Ia menjelaskan gejalanya secara jelas. Patologi penyakit dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi anggur dan cara mencegah wabah tersebut.”
Selama masa hidupnya, Ar-Razi menulis lebih dari 200 buku terkait medis, farmasi, filosofi, musik, dan ilmu lainnya. Bahkan, ia diakui sebagai orang pertama yang melakukan percobaan sains, khususnya di bidang medis dan kimia sebagai wadah untuk menuangkan ketertarikannya terhadap metodologi percobaan dalam sains alami yang berbeda.
BACA JUGA: Hasil Penelitiannya Hantarkan 5 Ilmuwan Barat Ini Masuk Islam
Pengabdian dan kejeniusan Ar-Razi telah diakui oleh dunia Barat. Banyak ilmuwan Barat yang menyebutnya sebagai pionir terbesar dunia Islam di bidang kedokteran. Seorang sejarawan Barat yang terkenal, George Sarton menyebut Ar-Razi sangat cerdas. Ia berkata:
“Ar-Razi dari Persia itu tidak hanya tabib terbesar dunia Islam di abad pertengahan. Ia juga seorang kimiawan dan fisikawan. Ia bisa dinyatakan sebagai salah seorang perintis latrokimia zaman renaisans. Ia memadukan pengetahuannya yang luas melalui kebijaksanaan hipokratis.” []
SUMBER: WIKIPEDIA