ARAB SAUDI–Seorang penulis ternama Saudi dilaporkan telah meninggal dunia akibat tertular Covid-19 tak lama setelah ia dibebaskan dari penjara.
Saleh Al-Shehi adalah kolumnis Saudi terkemuka yang getol menyuarakan korupsi di Arab Saudi dan bekerja di bawah almarhum Jamal Khashoggi ketika ia menjadi editor Al-Watan.
BACA JUGA:Â Tekuk Lawannya 8-1, Mahasiswi Saudi Ini Jadi Juara 1 Kompetisi e-Football Tingkat Dunia
Al-Shehi dipenjara pada Januari 2018 atas kasus “menghina pengadilan kerajaan” setelah ia mengkritik kebijakan Saudi yang ia sebut sebagai upaya korupsi pada acara TV Yahalla.
Pada November 2017, lebih dari 200 pangeran, menteri dan pengusaha telah ditahan di hotel bintang lima Ritz Charlton di Riyadh. Hotel mewah tersebut difungsikan sebagai pusat penahanan bagi puluhan pangeran dan pejabat tinggi yang ditahan dalam upaya korupsi.
Al-Shehi juga kritis terhadap kebijakan tenaga kerja dan ekonomi kerajaan.
Setelah dibebaskan dari penjara pada Mei, Al-Shehi memakai ventilator selama tiga minggu sebelum dia meninggal pada 19 Juni silam.
Ada lebih dari 251.800 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Arab Saudi, menurut LSM Equality Now yang mendukung hak-hak perempuan dan anak perempuan.
Otoritas penjara Saudi dianggap telah gagal memberikan perawatan medis kepada tahanan yang sakit.
Sebelumnya pada April, pemimpin pro-demokrasi Abdullah Al-Hamid juga meninggal dunia setelah ditolak untuk dirawat karena kondisi jantungnya.
BACA JUGA:Â Bocah di Arab Saudi Meninggal setelah Alat Swab Corona Patah di Hidung
Saudari pembela hak-hak wanita terkemuka Loujain Al-Hathloul juga menyebut Kerajaan sengaja menggunakan wabah Corona sebagai kedok untuk menunda waktu persidangan Loujain Al-Hathloul tanpa batas waktu. Kerajaan juga menolak kunjungan keluarga.
Di penjara-penjara di Timur Tengah, virus corona telah memperparah kondisi tahanan politik yang menyedihkan dan menyoroti peningkatan risiko yang mereka hadapi karena kondisi penahanan mereka.
“Penyebaran Covid-19 makin memperburuk keadaan para tahanan di penjara Kerajaan,” kata Suad Abu-Dayyeh, konsultan MENA dari Equality Now, mengatakan kepada MEMO. []
SUMBER: MEMO