PALESTINA–Gerakan Sanksi Divestasi Boikot Palestina atau The Palestinian Boycott Divestment Sanctions (BDS) mengeluarkan seruan pemboikotan terhadap vlogger dan youtuber Nuseir Yassin, alias Nas Daily. Seruan itu dikeluarkan pada awal Oktober ini.
Boikot diserukan setelah Nas membuat konten yang mencoba menormalkan kesepakatan normalisasi UEA-Israel. Upaya Nas dikritik secara luas oleh orang-orang dari negara-negara Arab dan sekitarnya serta Palestina pada tingkat resmi dan populer.
BACA JUGA:Â Ini Kata Influencer Mode Hijab Asal Australia soal Fashion Muslimah
Israa Elshareef, seorang aktivis media Palestina, melaporkan bahwa dia telah keluar dari proyek pelatihan video Nas yang berat. Menurut Israa, hanya 80 pembuat konten bersuku Arab yang dipilih untuk program Akademi Nas. Memang, dalam proyek itu, setiap peserta mendapatkan gaji sebagai imbalan atas produksi video-video Nas untuk durasi enam bulan.
Nas juga memberi respon atas seruan BDS tersebut. Dalam video berjudul ”Waspadalah terhadap Orang Arab yang Merugi,”, Nas menyebut BDS yang mengutuk upayanya itu dengan sebutan”Musuh kesuksesan.”
Nas mengklaim bahwa 30 juta orang mengikuti langkahnya dan dia memutuskan untuk mengungkapkan beberapa aspek positif kepada orang-orang itu.
Nussein Yassir atau Nas Daily lahir di Palestina. Influencer media sosial berusia 28 tahun ini lahir di desa Arraba. Orang Israel lebih suka menganggapnya sebagai orang Arab-Israel tetapi dia mendefinisikan dirinya sendiri sebagai orang Palestina Israel. Untuk bepergian ke luar negeri, Nas menggunakan paspor Israel.
Sebagian pihak mengatakan bahwa dia adalah seorang agen Israel. Sebagian orang Palestina sendiri menyalahkan dia karena menutupi kejahatan perang Israel terhadap mereka.
BACA JUGA:Â Aktivis Palestina di 20 Negara Serukan Boikot Puma
Nas Daily mengamati konflik (Arab-Isreal) dan menyebut bahwa Palestina Israel sebagai konflik.
Sekadar info, pun demikian, Kuwait Airlines tidak mengizinkannya menggunakan maskapai penerbangannya, dengan alasan dia pemegang paspor Israel pada 2017. Ini karena Kuwait memang tidak mengakui Israel, berikut perusahaannya, maskapai penerbangan, dan negara ini juga mengeluarkan larangan bisnis dengan Israel.
Namun Khalid Safi, pesohor media sosial Palestina, menyatakan bahwa seruan BDS tidak berguna karena hanya akan membuat Nas semakin terkenal, tidak peduli seberapa kontroversialnya konten yang dibuat oleh pria tersebut. []
SUMBER: THE ISLAMIC INFORMATION