RASULULLAH ﷺ selalu memberitahukan kepada kita doa-doa terbaiknya. Mulai dari doa tidur hingga beraktivitas Rasulullah contohkan. Dan kita bisa meniru apa yang dilakukan oleh Rasul tersebut. Hanya saja, ada beberapa doa dari para Nabi dan Rasul yang tidak bisa kita tiru. Mengapa?
Ada beberapa doa nabi yang itu bagian dari mukjizat beliau. Sehingga hanya berlaku untuk beliau dan bukan untuk ditiru. Karena manusia selain mereka, tidak mungkin memiliki mukjizat.
Seperti doanya Nabi Isa ‘Alaihis Shalatu was Salam yang beliau memohon kepada Allah agar diturunkan hidangan dari langit. Allah menceritakan doa Nabi Isa,
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآَخِرِنَا وَآَيَةً مِنْكَ
Isa bin Maryam berdoa, “Ya Allah, turunkan untuk kami hidangan dari langit, yang hari turunnya akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau,” (QS. Al-Maidah: 114).
Termasuk juga doa Nabi Musa ‘Alaihis Shalatu was Salam, yang beliau memohon kepada Allah agar bisa melihat-Nya. Allah ceritakan dalam Al-Quran,
قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا
Musa berdoa, “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Allah berfirman, “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku.” Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan,” (QS. Al-A’raf: 143).
Atau doa Nabi Ibrahim, agar beliau diperlihatkan bagaimana cara Allah menghidupkan makhluk yang telah mati. Allah sebutkan doa ini dalam Al-Quran,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى وَلَكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي
Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman, “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab, “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku),” (QS. Al-Baqarah: 260).
Itulah beberapa contoh doa yang dipanjatkan oleh para Nabi kepada Allah SWT yang tidak bisa kita tirukan. Sebab, kita adalah manusia biasa yang tidak memiliki mukjizat. Dan hanya merekalah yang memperoleh mukjizat dari Allah SWT. Mereka adalah makhluk pilihan Allah, pembawa risalah kebenaran bagi manusia. Sedang kita hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan dosa. []
Sumber: Ammi Nur Baits, Dewan Pembina Konsultasisyariah.com