KETIKA seorang hamba taat kepada Allah, ia akan semakin dekat kepada Allah dan berada di hadapan-Nya. Shalat, dzikir, doa, membaca al-Quran, dan ibadah lainnya merupakan wujud keberadaan hamba di hadapan Allah. Bagaimana mungkin ia lalai darinya?
Orang yang lalai dari mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya tidak diberi nikmat taqarrub dan munajat. Ia seperti orang yang berada di tengah lautan tetapi trus merasa kehausan. Orang yang menghabiskan waktunya mengurusi makanan dan minuman akan dibuat terhijab dari Allah, karena ia telah membiarkan dirinya terkena siksa dan murka Allah.
Hamba yang taat memahami kalam Allah dan melaksanakan sunnah Rasulullah. Sementara, orang yang mengikuti nafsu dan terus disibukkan dengan urusan dunia berarti tidak mengetahui apa yang sedang dilakukannya. Ia bagaikan orang yang menanyakan keadaaannya kepada dukun. Padahal, dari seratus ucapan atau pertanyaan dukun, hanya satu yang benar, dan satunya adalah dusta.
Karena itu, selaraskan dirimu dengan al-Quran dan sunnah. Ikuti perintah Al-Quran dan jauhi larangan-Nya. Inilah jalan yang benar.[]
Referensi: Mengaji Tajul ‘Arus Rujukan Utama Mendidik Jiwa/Karya: Ibnu Athaillah/Penerbit: Zaman