ORANG yang memiliki sikap dan tutur kata terbaik, siapa lagi kalau bukan Nabi Muhammad SAW. Budi pekertinya cerminan akhlak Alquran. Kata-kata yang dituturkannya sarat makna dan pengajaran. Ucapan dan pilihan katanya sangat baik sampai bisa menarik hati orang yang mendengarnya.
Dalam buku Kelengkapan Tarikh Rasulullah, Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan, gaya bicara Rasulullah sangat terperinci dan jelas pada setiap kata. Tidak terlalu cepat, terpotong, dan tidak banyak jeda atau diam di antara setiap kata. Dapat disimpulkan, suatu petunjuk yang dia sampaikan sangat komprehensif.
BACA JUGA: Begini Adab Rasulullah Saat Tukar Menukar Barang
Istri Nabi, Aisyah, mengatakan, “Tidaklah Rasulullah berbicara kepada kalian dengan cepat. Namun, beliau berbicara dengan jelas dan terperinci hingga mereka yang duduk bersama beliau dapat menghafalkan apa yang beliau sampaikan.” (HR at-Tirmidzi)
Selain itu, Nabi juga sering mengulangi ucapannya sampai tiga kali. Hal ini dimaksudkan apa yang disampaikan dapat dimengerti, termasuk jika dia memberi salam, dia lakukan tiga kali. Nabi termasuk orang yang banyak diam. Dia hanya berbicara seperlunya. Setiap mengawali suatu pembicaraan dan mengakhirnya, dia menyampaikan dengan jelas sehingga dia tidak mengucapkan hal-hal yang tidak bermanfaat.
BACA JUGA: Cerdas, Begini Cara Nabi Ketahui Jumlah Pasukan Musuh
Ketika Nabi tidak menyukai sesuatu, terlihat kerut wajahnya. Namun, dia tidak menjelek-jelekannya, mencacinya, atau berteriak. Jika tertawa pun, dia hanya menampakkan senyum sehingga dapat dikatakan, semua tawanya dalam bentuk senyuman. Rasulullah tidak tertawa terbahak-bahak, jika pun tertawa lebar hanya gigi-gigi gerahamnya.
Tawa Rasulullah SAW juga merupakan tawa pertanda gembira, yaitu jika dia melihat sesuatu yang menyenangkan hatinya atau hal tersebut menjadi kabar gembira baginya. Ada juga tawa marah yang dilakukan Rasullah SAW. Rasulullah selalu dapat menahan emosi sehingga tawa yang dilakukan lantaran kemampuannya untuk menahan amarahnya. Dia dapat berpaling dari orang yang memancing emosi dan tidak menghiraukannya. []
Referensi: Kelengkapan Tarikh Rasulullah/Kaya: Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah/Penerbit: Pustaka Al-Kautsar/Tahun: 2012