Oleh: Ustaz Harman Tajang, Lc., M.H.I
BERBAHAGIALAH bagi mereka yang masih memiliki kedua orangtua atau salah satunya masih hidup. Berbuat baiklah kepada mereka, karena hal itu merupakan kunci untuk masuk ke dalam surga Allah SWT. Adapun bagi mereka yang telah meninggal orang tuanya, sesungguhnya berbakti kepada mereka berdua tidaklah terputus dengan kematiannya.
Dari Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi ra, beliau menceritakan:”Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah, tiba-tiba datang seseorang dari Bani Salamah. Orang ini bertanya:”Wahai Rasulullah, apakah masih ada cara bagiku untuk berbakti kepada orang tuaku setelah mereka meninggal?” Jawab Nabi SAW:
BACA JUGA: Sungguh Mulia Bakti Kilab bin Umayyah bin ‘Askar kepada Orangtuanya
نَعَمْ، الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا، وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِيفَاءٌ بِعُهُودِهِمَا مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِمَا، وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا
“Ya, menshalatkan mereka, memohonkan ampunan untuk mereka, memenuhi janji mereka setelah mereka meninggal, memuliakan rekan mereka, dan menyambung silaturahmi yang terjalin karena sebab keberadaan mereka”. (HR. Ahmad 16059, Abu Daud 5142, Ibn Majah 3664, dishahihkan oleh al-Hakim 7260 dan disetujui adz-Dzahabi).
Ada beberapa cara berbakti kepada kedua orang tua yang telah meninggal, di antaranya adalah:
1 Perbanyak mendoakan orang tua yang telah meninggal
Doakan mereka dalam setiap sujud kita dalam setiap Qiyamullail dan setiap munajat kita kepada Allah SWT, Dalam hadist dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang shalih”. (HR. Muslim no. 1631).
Bahkan boleh jadi bakti kepada kedua orangtua dengan mendoakan mereka setelah meninggal lebih besar pahalanya dibandingkan ketika mereka masih hidup. Pasalnya ketika kedua orangtua masih hidup mereka masih bisa beribadah, mereka masih bisa bertaubat dari dosa-dosanya.
Namun ketika mereka telah berpindah ke alam kubur, mereka tidak mampu lagi menambah kebaikan tidak mampu lagi mengurangi keburukan. Namun dengan doa anak yang sholeh akan mengangkat derajat orangtua sebagaimana dalam sebuah riwayat disebutkan ketika ada seorang lelaki nanti dihari kiamat melihat pahala yang diberikan sebesar gunung, sebagaimana dalam hadist Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan mengangkat derajat seorang hamba yang sholeh di dalam surga, hamba itu kemudian bertanya:”Ya Rabbi, darimana derajat ini aku peroleh?” Allah ‘azza wajalla menjawab:”Karena anakmu meminta ampunan kepadaku.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, dianggap Shohih oleh al-Bani)
Bersedekah atas namanya atau bagi yang ingin mengumrahkan atau menghajikan dibolehkan akan tetapi dengan syarat kata para ulama ia telah umrah atau menghajikan dirinya sendiri terlebih dahulu baru setelah itu ia kemudian umrah dan haji atas nama orang tuanya.
BACA JUGA: Orangtua Pembentuk Karakter Anak
2 Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat atau saudara kedua orang tua
Suatu ketika Ibnu Umar ra bertemu dengan salah seorang ‘arabi dari pedalaman beliau turun dari kendaraannya kemudian membuka surbannya dan dikenakan kepada lelaki tersebut. Bukan hanya itu beliau juga memberikan kendaraannya kepada orang tersebut, orang yang bersama dengan Ibnu Umar ra berkata: ”Wahai Ibnu Umar, ia adalah orang yang berasal dari kampung ia telah senang dengan pemberian yang sederhana tadi berupa surban, lalu mengapa Anda memberikan kendaraan kepadanya“, beliau kemudian berkata:”Bapak orang ini adalah teman dekat orang tua saya.” Ibnu Umar ra berbakti kepada ayahnya Umar ra setelah wafatnya dengan berbuat baik kepada orang–orang yang dicintai oleh ayahnya ketika masih hidup.
Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ
“Bentuk kebaktian kepada orang tua yang paling tinggi, menyambung hubungan dengan orang yang dicintai bapaknya, setelah ayahnya meninggal.” (HR. Muslim no. 2552). []
SUMBER: MARKAZ IMAM MALIK