PARA lansia di Turki kini memiliki kebiasaan baru untuk mencegah pikun, yakni dengan merajut. Kegiatan ini dimuai setelah sebuah kampus khusus lansia bernama Senior Citizen University di Provinsi Antalya, Turki.
Kampus ini mengajarkan program merajut bagi para “Mahasiswa”-nya. Kampus yang didirikan pada tahun 2000 oleh Akdeniz University di bawah proyek Profesor Ismail Tufan ini hanya menerima mahasiswa berusia 60 tahun ke atas dan memiliki 866 mahasiswa.
Layaknya kampus bagi kalangan muda, Senior Citizen University juga mengadakan sejumlah kelas, mulai dari kimia hingga komunikasi. Adapun kelas merajut merupakan program baru yang ditawarkan khusus untuk pria.
Kelas ini dibuka untuk meningkatkan daya ingat dan mencegah pikun. Para mahasiswa merajut di taman kampus atau di ruang kelas. Ada yang mengerjakan kaus kaki, topi, selendang, hingga yang sulit seperti sweater.
Manfaat merajut rupanya langsung dirasakan para kakek ini. Mereka mengaku terjadi peningkatan daya ingat dan berkurangnya kepikunan.
“Berkat aktivitas merajut, daya ingat saya kembali meningkat,” kata Yasar Kayli, kakek berusia 76 tahun.
Tidak hanya di kampus, Kayli juga membawa gulungan benang rajutnya saat berada di rumah kerabat atau tetangganya.
Seorang pensiunan bankir, Adnan Ozmetin, yang berusia 64 tahun, mengatakan dokternya menyarankan rajut untuk mencegah Alzheimer. “Merajut itu berguna untuk mencegah kepikunan dan membuat pikiran kembali bekerja. Di kampus ini, kami kembali aktif,” kata Ozmetin.
Merajut memang bukan perkara mudah, apalagi bagi pria berusia lanjut. Namun mereka mengaku merasakan manfaat merajut bagi daya pikir. “Awalnya rasa marah dan berpikir, apa-apaan ini pria disuruh merajut?” kata Yusuf Ozkara, salah seorang siswa di kampus ini.
Namun kini, Ozkara mengaku dia merajut setiap hari dan sifat pelupa yang kerap melanda kini hilang dengan sendirinya.
Ismail Tufan, pendiri proyek yang juga mengepalai Departemen Gerantologi di Akdeniz University mengatakan dia telah melakukan riset di tujuh tempat di Turki selama 20 tahun. Tufan menemukan perlunya aktivitas dan kesibukan bagi para lansia agar mereka tetap sehat.
“Dalam satu penelitian yang dilakukan University of Cambridge, terungkap bahwa risiko Azheimer pada lansia berusia 60 tahun ke atas akan berkurang hingga 11 persen jika mereka melanjutkan pendidikan,” kata Tufan.
Penelitian juga menunjukkan, para mahasiswa lansia ini mengalami peningkatan kualitas hidup. Mereka lebih bahagia, jarang sakit, tidak lagi mudah lupa, dan merasa lebih bugar. []
SUMBER: DAILYSABAH