SAHABAT Amru ra. Dikenal sebagai imam cilik pada masanya. Ia mengisahkan, “Setelah dicari di antara kami siapakah orang yang paling banyak hafal Alquran, ternyata tidak ada orang lain selainku. Akhirnya, akulah yang dijadikan imam oleh mereka. Ketika itu aku baru berumur 7 tahun. Apabila ada shalat jamaah atau shalat jenazah, akulah yang dijadikan imam.”
Mengenai anak kecil (yang belum baligh) mengimani orang dewasa, itu merupakan masalah fiqih. Sebagian ulama ada yang membolehkannya, sebagian lagi ada yang membolehkannya jika terpaksa. Sebagian lagi ada yang berpendapat tidak dibolehkan sama sekali. Wallahualam.
Terlepas dari pandangan fiqih diatas, menarik sekali jika diperhatikan bagaimana seorang anak kecil Amru ra. Dipercaya oleh orang dewasa di kampungnya untuk menjadi imam. Hal itu terjadi karena ajaran Islam memang baru masuk ke kampungnya, sehingga belum ada yang baik hafalan dan bacaan qur’annya kecuali Amru ra.
Mengapa Amru ra.? Bukan kah dia juga baru memeluk Islam sama seperti warga di kampungnya?
Istimewanya Amru ra. Adalah ia sudah hafal al qur’an sebelum ia memeluk Islam. Kabar tentang Nabi Muhammad diterimanya dari orang-orang yang kembali dari Madinah. Mereka juga sering menyampaikan perkataan dan wahyu yang diterima Nabi SAW.
Dari pembicaraan itulah, Amru ra. Kemudian hafal al Qur’an. Maka, ketika Ayahnya dan beberapa orang kaumnya datang kepada Nabi SAW sebagai utusan dan diajari tentang syariat-syariat Islam termasuk tentang sholat berjama’ah, Islam pun menyebar di kampungnya.
Dan, Amru ra. yang sudah punya hafalan qur’an pun akhirnya dipercaya untuk menjadi imam.[]