BANYAK situasi panas yang menyakitkan bagi seorang hamba, dan terkadang situasi itu dimunculkan oleh kerabat, sahabat atau siapa saja yang kita perlakukan dengan baik.
Tidak diragukan lagi bahwa apa yang tidak enak didengar, dilihat atau dirasakan dan menyakitkan hati kita itu mengobarkan berbagai emosi yang mendorong kita untuk membalas. Tidak ada yang sanggup menahan diri dalam kondisi seperti ini kecuali orang-orang tertentu.
Islam menganggap menahan amarah itu akhlak yang islami dan luhur dan pelakunya pantas dimuliakan. Surga yang luasnya tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi disediakan oleh orang-orang yang bertakwa, dan menahan amarah adalah sifat terkemuka orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana Firman Allaah SWT, “Dan bersegeralah menuju ampunan dari tuhanmu dan surga yang seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang mendermakan hartanya dalam keadaan senang dan susah, menahan amarah,dan suka memaafkan kesalahan orang. Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik,” (QS. Al-Balad 11-13).
Pada hari kiamat Allah SWT memanggil orang yang menahan amarah di hadapan seluruh makhluk, kemudian mempersilahkannya memilih bidadari yang ia kehendaki. At –Tirmidzi dan Abu Dawud meriwayatkan dari Sahl ibnu Mu’adzn ibn Jabal dari Mu’adz bin Jabal bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menahan marah padahal ia mampu melakukannya akan dipanggil oleh Allah dihadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, kemudian Allah mempersilahkan ia memilih bidadari yang diinginkannya,” (HR. Ahmad).
Sumber: