JAKARTA— Dalam peluncuran buku Arus Baru Ekonomi Indonesia di Jakarta, Selasa (13/11/2018), calon wakil presiden KH Ma’ruf Amin mengatakan pembangunan ekonomi seharusnya dimulai dari bawah atau dari umat.
“Pembangunan ekonomi itu harusnya dimulai dari bawah, ekonomi keumatan. Karena umat, bagian terbesar dari bangsa ini, kalau umatnya kuat maka bangsa akan kuat, kalau umatnya lemah secara ekonomi maka bangsa ini akan lemah,” ujar KH Ma’ruf.
BACA JUGA: KH Ma’ruf Amin: Saya Sebenarnya Tidak Mau Jadi Cawapres
Buku karya M Azrul Tanjung dan penulis lainnya tersebut merupakan pokok pikiran dari KH Ma’ruf Amin.
Menurut KH Ma’ruf, kondisi yang terjadi saat ini adalah aset hanya dimiliki segelintir orang saja. Dari situlah kemudian tercetus redistribusi aset agar masyarakat bisa memperoleh akses bahan yang dikuasai segelintir elit dan bisa didistibusikan.
KH Ma’ruf menjelaskan arus baru ekonomi Indonesia itu sejatinya merupakan upaya untuk mengimplementasikan sila kelima Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Ini merupakan ekonomi yang berkeadilan, ekonomi kerakyatan, ekonomi keumatan untuk menghilangkan berbagai kesenjangan disparitas baik antara kaya miskin antar pusat daerah antar satu daerah dengan daerah lain, juga untuk menghilangkan disparitas antara produk-produk nasional dengan produk luar sehingga tak terjadi kesenjangan,” katanya.
Ma’ruf membantah jika redistribusi disebut sebagai bagi-bagi tanah negara. Menurutnya, konsep ekonomi ini juga mengkolaborasi antara pengusaha yang lemah dengan yang kuat. Sehingga terjadi penguatan, baik yang bukan juga harus ini melemahkan yang kuat tetapi menguatkan yang lemah, sehingga semuanya bisa saling menguatkan.
“Kita harapkan ke depan itu sudah melakukan berbagai upaya baik melalui koperasi dengan pengusaha kuat, baik yang sifatnya itu aspek atau bidang finansial, adanya budidaya pertanian jagung, menanam singkong penanaman kacang bekerja sama dengan pengusaha kuat dengan seperti terjadi di beberapa daerah dan juga sektor riil dengan lalu juga ada di sektor jasa,” jelas dia lagi.
BACA JUGA: Dilelang untuk Korban Bencana Sulteng, 3 Lukisan Sosok KH Ma’ruf Amin Laku hingga Rp 485 Juta
Sementara itu penulis buku tersebut, M Azrul Tanjung, mengatakan konsep ekonomi itu tidak membandingkan konsep ekonomi yang baru dan lama.
“Tapi mengisi kekosongan yang tidak terisi. Saling melengkapi,” kata Azrul.
Menurut Azrul, KH Ma’ruf tidak hanya seorang ulama tetapi juga pemikir ekonomi yang peduli pada bidang pemberdayaan. Hal itulah yang melatarbelakangi tercetusnya konsep ekonomi tersebut. []
SUMBER: TEROPONG SENAYAN