DI beberapa negara, Maulid atau Milad Nabi Muhammad SAW dirayakan dengan melakukan parade di jalan-jalan. Rumah, jalan, masjid, dan bangunan dihiasi dengan bendera warna-warni dan panji-panji dan malam harinya diterangi lampu-lampu.
BACA JUGA: Inilah Sejarah Peringatan Maulid Nabi di Kota Mekah
Mau tahu tentang peringatan maulid di mancanegara? Ini dia ulasannya.
[bs_smart_list_pack_start][/bs_smart_list_pack_start]
Mesir
Di Palestina, maulid Nabi diperingati dengan festival zikir dan baca sholawat. barangkali hanya bisa ditemukan dalam peringatan Maulid Nabi yang diadakan di Mesir.
Peringatan Maulid Nabi yang diadakan setiap 12 Rabiul Awwal di negara tersebut diwarnai oleh berbagai aliran tarekat. Masing-masing berkumpul dengan pakaian khas dan spanduk identitas.
Sambil meliuk-liuk penuh semangat para pengikut tarekat mengikuti imam masing-masing mendengarkan pujian untuk kekasih tercinta, Nabi Muhammad saw. Adakalanya mereka diam khusuk mendengar sejarah Nabi dibacakan seorang anggota, dan pada saat lain mereka bersahutan membaca kalimat “Allah … Allah…”.
Irama dan gaya liukan dalam zikir masing-masing aliran tarekat tidak sama. Begitu jugaan bacaan zikir dan sholawat mereka beragam, tapi intinya sama, yaitu mengagungkan Tuhan, memuji dan mengingat sejarah Nabi Muhammad SAW.
Pawai tarekat ini dilakukan seizin menteri dalam negeri. Sedangkan, Peringatan Maulid Nabi yang diadakan di tempat ramai, seperti di masjid Husain Cairo dan Masjid Badawi Thanta, tidak terlihat perubahan suasana yang sangat mencolok.
Rusia
Sebagaimana dilansir situs berita Rusia berbahasa Arab Rusiya al-Yaum, Kepala dewan Mufti Rusia Ravil Ainuddin dalam sambutannya menyatakan, jika umat Islam harus terus berupaya keras untuk mendakwahkan dan menebarkan ajaran agama Islam. Salah satunya dengan menggelar festival acara peringatan maulid Nabi.
Festival tersebut dipandang sebagai ajang yang unik sekaligus efektif untuk menebarkan syiar Islam, khususnya kepada kalangan Non-Muslim Rusia. Selain itu, acara Maulid Nabi juga dapat menjadi ajang pengerat silaturahim antar komunitas Muslim di Rusia.
Jika dilihat-lihat, sejatiya radisi perayaan Maulid Nabi yang digelar di Rusia dan beberapa negara Mulim lainnya sangat mirip dengan perayaan Maulid Nabi pada masyarakat Muslim Indonesia.
Asapun festival Maulid Nabi di Rusia, dimulai dengan pembacaan ayat al-Qur’an, pendendangan kasidah pujian Nabi Muhammad, peluncuran dan pengenalan beberapa kitab-kitab keislaman yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia, sekaligus pegenalan beberapa organisasi Islam yang ada di seluruh Rusia.
Turki
Peringatan maulid Nabi di Turki bertujuan untuk mendidik masyarakat, agar rakyat mencintai Nabi Shallahu alaihi wassalam. Para ulama Turki bekerja sama dengan pemimpin setempat menyelenggarakan peringatan maulud Nabi, dan mengarahkan masyarakat meneladani Nabi Shallahu alaihi wassalam.
Arab Saudi
Prosesi peringatan Maulid Nabi SAW pernah diadakan secara meriah di kota Makkah bahkan sebelum peringatan tersebut diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193).
Prosesi peringatan maulid Nabi Saw. di kota Makkah secara meriah terekam dengan baik dalam sebuah buku yang berjudul Messenger of Allah: Ash-Shofa` of Al-Qadhi ‘Iyadh yang ditulis oleh Aisyah Binti Abdurrahman Bewley dan dijadikan refrensi oleh Syekh Muhammad Hisyam Kabbani untuk bukunya yang berjudul Maulid dan Ziarah ke Makam Nabi terjadi pada abad ke-10 Masehi.
Di dalam buku tersebut dikatakan bahwa ada tiga catatan saksi mata terpercaya, yaitu sejarawan Ibnu Huhayrah, Ibnu Hajar Al-Haytsami dan An-Nahrawali yang menyatakan bahwa setiap tahun pada tanggal 12 Rabiul Awal, setelah shalat isya, empat qadhi kota Makkah yang mewakili keempat madzhab Sunni dan sekelompok besar masyarakat yang meliputi para fuqaha dan tokoh kota Makkah, para syekh, para guru dan murid Alwiyah, para pemimpin dan orang-orang yang terpelajar semua meninggalkan masjid dan berangkat bersama-sama untuk berkunjung ke tempat kelahiran Nabi Saw., sambil membaca dzikir dan tahlil (laa ilaaha Illallaah).
Rumah-rumah di sepanjang jalur perjalanan diterangi dengan lampu-lampu dan lilin-lilin besar. Sebagian besar orang berhamburan. Mereka mengenakan pakaian spesial dan membawa anak-anak bersama mereka. Setelah tiba di tempat kelahiran, sebuah khutbah disampaikan khusus memperingati kelahiran Nabi saw. yang menguraikan berbagai keajaiban yang terjadi pada hari peristiwa tersebut.
Setelah itu, do`a dibacakan untuk khalifah, amir kota Makkah dan qadhi Syafi`i dan semuanya berdo`a dengan kerendahan hati. Sesaat sebelum shalat Isya dilaksanakan, semua orang kembali dari tempat kelahiran Rasulullah Saw. ke Masjidil Haram, yang sudah hampir penuh sesak, dan semua duduk bershaf-shaf di bawah maqam Ibrahim. Di masjid, seorang khatib membacakan tahmid dan tahlil dan sekali lagi do`a untuk khalifah, amir Makkah dan qadhi dari mazhab Syafi`i. Setelah itu, adzan untuk shalat Isya dikumandangkan. Setelah shalat, kerumunan bubar.
Namun, prosesi peringatan maulid Nabi SAW di kota Makkah tersebut kemudian tidak lagi diadakan sejak Abdul Aziz bin Abdurrahman as-Sa’ud atau Ibnu Sa‘ud memproklamasikan berdirinya Kerajaan Arab Saudi dengan paham keagamaannya yang anti terhadap prosesi peringatan tersebut.
Kendati begitu, sebagian penduduk kota Makkah tetap merayakan peringatan maulid Nabi Saw. Dalam memperingatinya, mereka berpegang kepada pendapat para alim ulama, terutama ulama Makkah yang disegani penguasa Arab Saudi, Dr. Al-Sayyid Muhammad bin Alawi Abbas Al-Maliki yang yang mengarang kitab berjudul Al-Nazm al-Badi` fi Maulid Al-Haadi Al-Syaafi`.
Pendapat-pendapatnya adalah sebagai berikut:
Pertama, merayakan maulid Nabi saw. merupakan manifestasi terhadap perasaan gembira dan sukacita kepada Rasulullah saw. di Dalam Shahih Bukhari, dalam kitab Al-Nikah, Imam Bukhari telah meriwayatkan bahwa Allah Swt. telah meringankan siksaan kepada Abu Lahab setiap hari Senin disebabkan ia telah membebaskan hamba sahayanya yang bernama Tsuwaibat al-Aslamiyah yang telah menyampaikan kepadanya kabar mengenai kelahiran Rasulullah Saw. yang sangat menggembirakannya.
Jika Abu Lahab, seorang yang kafir dan telah ditetapkan masuk neraka, telah mengambil faidah dari perbuatannya menyambut kelahiran Nabi Saw., tentunya kita, yang beriman kepada Allah dan kerasulan beliau senantiasa merasa gembira dengan kelahiran serta mentaati segala bimbingan dan tuntunannya, tentu akan memperoleh faidah yang jauh lebih besar daripada Abu Lahab.
Kedua, Rasulullah Saw. sendiri telah mengagungkan hari kelahirannya dan bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepadanya dan atas karunia keberadaannya di dalam wujud ini, yang dengannya telah bergembira semua yang ada, yaitu dengan berpuasa. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, di dalam Shahihnya, di dalam kitab Al-Shiyam, dari Abi Qatadah bahwa Rasulullah Saw. ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab,”Pada hari itu aku dilahirkan, dan pada hari itu telah diturunkan wahyu kepadaku.”
Ketiga, di dalam surat Yunus ayat 58, Allah swt. berfirman yang artinya,”Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”
Dengan firman-Nya tersebut, Allah swt. telah menyuruh kita bergembira dengan rahmat-Nya dan Nabi saw. merupakan rahmat Allah yang paling besar, sebagaimana yang difirmankan-Nyadi dalam Al-Qur`an surat Al-Anbiya ayat 107 yang artinya”Dan tidaklah kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi semesta Alam.” []
[bs_smart_list_pack_end][/bs_smart_list_pack_end]
SUMBER: SPORTOURISM