MANUSIA tak akan bisa dilepaskan dari kebutuhan dan keinginan. Bagi kita selaku Muslim, apabila mempunyai kebutuhan halal yang ingin terpenuhi, maka di samping berupaya sekuat kemampuan dan berdoa, maka dianjurkan untuk melaksanakan shalat hajat.
Sebagaimana firman Allah SWT, “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,” (QS. Al-Baqarah: 45).
BACA JUGA: Punya Keinginan, Shalat Hajat Aja
مَنْ كَانَتْ لَهُ إِلَى اللهِ حَاجَةٌ أَوْ إِلَى أَحَدٍ مِنْ بَنِي آدَمَ فَلْيَتَوَضَّأْ وَلْيُحْسِنِ الْوُضُوءَ ثُمَّ لْيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ لْيُثْنِ عَلَى اللهِ وَلْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ ثُمَّ لْيَقُلْ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لاَ تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Abdullah bin Abu Aufa RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW keluar menemui kita, kemudian bersabda, “Barangsiapa memiliki hajat (kebutuhan) terhadap Allah atau kepada seseorang dari Bani Adam, maka hendaklah berwudhu dan baik cara wudhunya, kemudian shalat dua rakaat.”
Rasulullah melanjutkan, “Setelah itu, hendaklah ia memanjatkan puji ke hadirat Allah, bershalawat kepada Nabi dan membaca, ‘Tiada ilah selain Allah yang Maha Santun lagi Maha Mulia, Maha Suci Allah Tuhan ‘Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam, aku mohon kepada-Mu hal-hal yang bisa mendatangkan rahmat-Mu, sebab-sebab datangnya ampunan-Mu, perlindungan dari segala noda, keuntungan dari segala kebajikan, dan keselamatan dari segala dosa. Janganlah Engkau sisakan dosa untukku kecuali Engkau telah mengampuninya, jangan sisakan kegalauan kecuali Engkau telah menghilangkannya, jangan sisakan hajat yang Engkau meridhainya kecuali Engkau telah menunaikannya, duhai Dzat yang paling pemurah.’ Kemudian hendaklah ia meminta dari urusan dunia dan akhirat yang dihendakinya, karena urusan itu akan dikabulkan,” (HR. Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Shalat hajat tersebut dilaksanakan dua rakaat sebagaimana pendapat dari ulama Malikiyah, Hambali dan masyhur dalam pendapat Syafi’iyah. Waktu pelaksanaan shalat hajat tidak ada waktu khusus dan pelaksanaan dua raka’at sama seperti shalat sunnah lainnya, tidak ada tata cara khusus.
BACA JUGA: Ini Doa dan Keutamaan Shalat Hajat
Adapun do’a yang dibaca dalam shalat hajat, bisa mengamalkan apa yang disebutkan dalam hadits di atas:
Doa pertama:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ. يَا مُحَمَّدُ، إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى. اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku.”
Doa kedua:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لاَ تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
“Tidak ada sesembahan yang benar melainkan Allah yang Maha Penyantun dan Mahamulia, Mahasuci Allah Rabb Arsy yang agung, segala puji millik Allah Rabb sekalian alam, aku memohon kepada-Mu hal-hal yang menyebabkan datangnya rahmat-Mu, dan yang menyebabkan ampunan-Mu serta keuntungan dari tiap kebaikan dan keselamatan dari segala dosa. Janganlah Engkau tinggalkan pada diriku dosa kecuali Engkau ampuni, kegundahan melainkan Engkau berikan jalan keluarnya, tidak pula suatu kebutuhan yang Engkau ridhai melainkan Engkau penuhi, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang.” []
SUMBER: Bersama Allah SWT Sepanjang Hari/Karya: H. Ahmad Heryawan, Lc | RUMAYSHO